Page 24 - Buku Panduan Daurah Romadhon 1442 H - MIKH
P. 24
Buku Panduan Daurah Ramadhan
I. Malam Lailatul Qadr
1. Tanda-tanda malam al-Qadr
Di malam al-Qadr terdapat cahaya terang bersinar, kondisinya
sejuk, tidak panas, tidak pula dingin. Saat itu, langit bersih, tidak
dipenuhi bintang, tidak pula tampak meteor. Di pagi harinya, matahari
terbit dengan sinar yang tidak menyengat. Allah menyembunyikan
malam tersebut sehingga kita tidak mengetahuinya agar kita mampu
bersungguh-sungguh dalam mencari keberkahannya.
Setiap muslim hendaknya menjauhi tindakan ceroboh seperti
mengirimkan informasi tanpa dalil yang menyatakan bahwa pada
malam kesekian akan terjadi malam al-Qadr. Hal tersebut justru akan
melemahkan semangat untuk beribadah hingga bulan Ramadhan
berakhir. Padahal yang dituntut adalah adanya kesinambungan
dalam beribadah dan berdo'a di malam-malam terakhir Ramadhan,
karena di dalamnya ada malam al-Qadr, malam di mana rezeki dan
ajal dibagikan.
Malam yang paling diharapkan terjadi malam al-Qadr Malam
kedua puluh tujuh merupakan malam yang paling diharapkan terjadi
malam al-Qadr. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa
mengumpulkan keluarga, istri beliau, dan para ahabat pada malam
tersebut untuk melaksanakan shalat yang diimami beliau hingga tiba
waktu sahur
An-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhu berkata,
“Kami shalat tarawih di bulan Ramadhan bersama Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam pada malam kedua puluh tiga hingga
sepertiga malam pertama, kemudian kami shalat lagi pada malam
kedua puluh lima, hingga pertengahan malam, kemudian beliau
mengimami kami pada malam kedua
puluh tujuh hingga akhir malam,
sampai kami khawatir tidak bisa
mengejar sahur”
“Berbuatlah baik sekecil apapun, karena bisa jadi ia dapat menolongmu kelak di akhirat” 23