Page 24 - deviyunita
P. 24
Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari.
Setelah menguasai Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau
JaÀ «a eveiw Ba¦a (Jama¦a
pusat perkembangan Pulau Jawa berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 5
Maret 1942. Setelah melakukan berbagai pertempuran, Belanda akhirnya
menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di
Kalijati, Subang-Jawa Barat.
Jeawg vepam«maw ~agawda dewgaw evb~Âaw “Tiga A” (Jeawg
Peviviw Aia, Jeawg Pepiwd«wg Aia, Jeawg CahaÂa Aia) «w¦«m vewaim
simpati rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi
bangsa Indonesia dalam melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah
putih yang berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa
Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama
lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. Jepang justru lebih kejam dalam
menjajah bangsa Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan antara
lain sebagai berikut.
■ Membentuk Organisasi Sosial
Organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang di antaranya Gerakan 3A,
Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai, dan Masyumi. Gerakan 3A Dipimpin
oleh Mr. Syamsuddin, dengan tujuan meraih simpati penduduk dan tokoh
masyarakat sekitar. Sebagai ganti Gerakan Tiga A, Jepang mendirikan
ge P«a T RamÂa (P«¦ea Mae Geamaw
Putera dipimpin tokoh-tokoh nasional yang sering disebut Empat
Serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki
Hajar Dewantara. Gerakan Putera cukup diminati oleh kalangan tokoh
pergerakan Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan oleh gerakan Putera memanfaatkan organisasi
ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Pada
dibew JaÀ H~m (Ge K JaÀa Ge
ini berdiri di bawah pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya
adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah
Jepang.
TEMA 03: NASIONALISME DAN JATI DIRI BANGSA 163