Page 21 - deviyunita
P. 21

Dengan strategi ini, di setiap wilayah yang berhasil dikuasai,
                    Belanda membangun benteng pertahanan, kemudian infrastruktur

                    yang menghubungkan setiap benteng. Peter Carey, sejarawan dari
                    Trinity College Oxford, mengatakan Benteng Stelsel merupakan kunci
                    sukses de Kock melawan Diponegoro. Dari Mei 1827 sampai Maret

                    1830, de Kock membangun sekira 258 benteng –Saleh menyebut 265
                    bew¦ewg– di žep«š«h JaÀa Tewgah daw Tiv«š, ¦ešbawÂam (90 bew¦ewg)

                    dibangun pada 1828.

                       “Benteng Stelsel dirintis perwira kepala zeni, Kolonel Cochius,
                    yang jauh sebelum Perang Jawa memiliki keahlian membangun
                    sistem perbentengan semacam itu,” kata Carey. Benteng Stelsel
                    mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Perlahan moral

                    pasukan turun. “Karena itu banyak di antara pasukan Diponegoro
                    yang terpaksa menyerah,” ujar Saleh. Bahkan Sentot Alibasah,
                    panglima pasukan Diponegoro, menyerah kepada Kolonel Cochius
                    pada Oktober 1829.

                       Sumber: https://historia.id/politik/articles/kajian­ilmuwan­
                    jinakkan­diponegoro­6jgmD/page/1





                                                 Wawasan



                    Sultah Mahmud Badaruddin II merupakan pimpinan kesultanan
                    Palembang-Darussalam.   Dalam masa pemerintahannya,    beberapa kali

                    pertempuran melawan Inggris dan Belanda di antaranya Perang Menteng.
                    14 Juli 1821 Belanda berhasil menguasai Palembang,   Sultan Mahmud
                    Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Selain
                    sebagai salah satu pahlawan nasional, namanya kini diabadikan sebagai

                    nama bandara internasional di Palembang,    Bandara Sultan Mahmud
                    Badaruddin II, dan mata uang rupiah pecahan 10.000-an yang dikeluarkan
                    Bank Indonesia tanggal 20 Oktober 2005





                160    ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNTUK SMP KELAS VIII
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26