Page 10 - Kevin Daniel_1800451_Bahan Ajar
P. 10

Pada Agustus 1946 Lord Killearn datang ke Indonesia dan langsung menemui
                        Menteri  Luar  Negeri  Sjahrir.  Pokok  pembicaraan  antara  Sjahrir  dan  Killearn

                        menyangkut tiga  hal  yakni  pertama,  masalah  gerakan  militer  dan gencatan senjata.
                        Kedua, mengenai masalah Relief of Allied Prisoners of War and Interness (RAPWI).

                        Ketiga, masalah golongan minoritas. Sebagai realisasi dari pertemuan Sjahrir dan Lord

                        Killearn,  maka  pada  tanggal  17  September  dikirim  delegasi  TRI  dalam  rangka
                        membicarakan  gencatan senjata. Delegasi ini dipimpin oleh Jenderal Mayor Sudibjo

                        beserta enam anggota lainnya yaitu Komodor S. Surjadarma, Kolonel M. Simbolon,
                        serta Kolonel T.B. Simatupang.


                               Sebenarnya  sebelum  terselenggaranya  Perundingan  Linggarjati  ini,  terdapat

                        beberapa  jalan  yang  harus  ditempuh baik  oleh  pihak  Indonesia dan Belanda, serta
                        Inggris.  Sempat  terjadi  penundaan  perundingan  pada  7  Oktober  di  Jakarta  yang

                        disebabkan  oleh  keenganan  pihak  RI dalam  menerima  usulan  yang  diajukan  oleh

                        Komisi Jenderal yakni Prof. Schermerhorn. Usulannya ini ialah apabila pemerintah RI
                        tidak dapat menerima  peralihan,  maka diusulkan agar RI mau menerima  kedudukan

                        sebagai  negara  bagian.  Usul  lainnya  adalah  agar  RI memulihkan  keamanan  serta
                        ketertiban sehingga benar-benar menguasai keadaan di daerah yang dikuasainya.


                               Puncaknya,  perundingan  ini  akhirnya  dapat  dilanjutkan  setelah  pihak  RI

                        mengusulkan  tentang pengembalian  hak  milik  swasta  Belanda. Karena tawaran  ini
                        dianggap  menguntungkan,  menjadikan  Komisi  Jenderal  memutuskan  untuk

                        berkonsultasi dengan pemerintahannya.


                               Perundingan  kembali  dilanjutkan,  kali  ini  diadakan  di sebuah  daerah  yang

                        bernama  Linggarjati.  Linggarjati  berada di wilayah  Kecamatan Cilimus  Kabupaten
                        Kuningan, Jawa Barat. Mayoritas masyarakatnya adalah bekerja dalam bidang agraris.

                        Desa Linggarjati secara administratif berbatasan dengan beberapa desa lainnya seperti
                        di  sebelah  selatan  yaitu  Desa  Linggasana,  sebelah  timur  berbatasan  dengan  Desa

                        Linggamekar, sebelah utara berbatasan dengan Desa Linggaindah, dan di sebelah barat
                        berbatasan dengan Gunung Ciremai.



















                            Gedung Perundingan Linggarjati            Suasana Perundingan Linggarjati

                               Karena  perundingan  di Jakarta  ternyata berjalan  alot  dan banyak  soal  yang

                        mengganjal,  pada perundingan informal  5 November  1946, atas kesepakatan kedua





                        8
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15