Page 30 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 30
kewarganegaraan negara tersebut, terlepas dari kewarganegaraan orang tuanya.
Contohnya di Amerika Serikat menganut asas ius soli, di mana anak-anak yang lahir
di wilayah Amerika Serikat secara otomatis mendapatkan kewarganegaraan
Amerika, meskipun orang tuanya bukan warga negara Amerika.
Indonesia sendiri merupakan negara yang menganut asas campuran yang
menggabungkan kedua asas tersebut. Asas Ius Sanguinis digunakan secara umum
dalam penentuan kewarganegaraan, di mana anak dari orangtua WNI otomatis
menjadi WNI. Sementara, Asas Ius Soli diterapkan secara terbatas, seperti pada anak-
anak yang lahir di wilayah Indonesia tetapi status kewarganegaraan orang tuanya
tidak jelas atau tidak diketahui (misalnya, anak yang ditemukan terlantar).
Menurut Isharyanto (dalam Juliani, 2023) asas-asas yang dianut dalam penjelasan
umum undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 ditegaskan sebagai berikut:
1. Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunn, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
2. Asas ius soli yakni asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran yang dibelakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas yakni asas yang menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua asas
utama yang digunakan, yaitu Asas Ius Sanguinis yang menentukan status
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan atau garis darah dan Asas Ius Soli
menentukan status kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahirannya.
C. Status Warga Negara dalam Negara Republik Indonesia
Pasal 28D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945), menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan”. Hal
tersebut memberikan arahan bahwa kewarganegaraan merupakan hak asasi manusia
yang bersifat universal (Rofiq & Suprapti, 2023). Status kewarganegaraan merujuk
pada kondisi seseorang terkait dengan kewarganegaraan yang dimilikinya. Berikut ini
BAB 2 WARGA NEGARA DAN PEMERINTAH | 21