Page 11 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 11
Topik 1
Dokumentasi dan Pelaporan Asuhan Gizi
P melakukan kegiatan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
endokumentasian asuhan gizi merupakan suatu proses berkelanjutan yang dilakukan
setelah
Pendokumentasian dan pelaporan ini merupakan bagian integral yang sangat
penting dalam kegiatan PAGT selanjutnya. Di dalam Standard Akreditasi Nasional (KARS 2012)
dan Standar Akreditasi Internasional (Join Commission Internasional/JCI edisi 5) disebutkan
bahwa semua kegiatan asuhan gizi untuk pasien yang dinilai memiliki risiko gangguan gizi
harus selalu di pantau dan dicatat dalam rekam medik pasien.
Fungsi dari pendokumentasian dan pelaporan asuhan gizi, antara lain adalah untuk
kelengkapan proses Jaminan Mutu rumah sakit atau institusi serta yang tidak kalah penting
adalah untuk alat komunikasi bagi Tim Pelayanan Kesehatan, untuk bukti Pelayanan yang
sudah diberikan, untuk bahan Akreditasi Nasional KARS 2012 atau Joint Commission
International (JCI), untuk bahan perreview dan untuk bahan audit Negara (RS). Dari sini terlihat
jelas bahwa pendokumentasian dan pelaporan asuhan gizi sangatlah penting untuk dilakukan.
Dalam melakukan pendokumentasian dan pelaporan asuhan gizi , setiap langkah yang
telah dilaksanakan harus ditulis secara konsisten dan diisi bersama dengan tim kesehatan
yang terlibat dalam lokasi yang sama. Kegiatan pendokumentasian dan pelaporan asuhan gizi
di mulai dari kegiatan skrining gizi (penapisan gizi), assesment (pengkajian gizi), diagnosis gizi,
intervensi gizi serta monitoring dan evaluasi gizi.
A. DOKUMENTASI KEGIATAN SKRINING MENGGUNAKAN FORMULIR
SKRINING
Tahapan pelayanan gizi pasien di ruang rawat inap akan dimulai dengan skrining atau
penapisan gizi yang dilakukan oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal oleh
dokter. Tahap skrining gizi ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi pasien atau klien
yang berisiko atau tidak berisiko malnutrisi atau dalam keadaan kondisi khusus. Kondisi khusus
yang di maksud adalah pasien dengan kelainan metabolik, hemodialisis, anak, geriatrik, kanker
dengan kemoterapi atau radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, sakit kritis dan
sebagainya.
Skrining sebaiknya dilakukan pada pasien baru 1 X 24 jam setelah pasien masuk rumah
sakit. Metode dan Formulir skrining yang dipakai sebaiknya dipilih yang sederhana , singkat,
cepat sesuai dengan kondisi dan kesepakatan masing-masing rumah sakit. Bermacam-macam
contoh Formulir Skrining yang bisa di pakai untuk kepentingan pasien. Formulir skrining untuk
2 Dietetik Penyakit tidak Menular