Page 16 - Modul Ajar baru_Neat
P. 16

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2


                        A.  TUJUAN PEMBELAJARAN

                            1. Peserta didik mampu menjelaskan kelainan genetic pada manusia

                            2. Peserta didik mampu membedakan kelainan kromosom pada kelainan

                               genetic

                        B.   KELAINAN GENETIK


                           1.  Sindrom Klinefelter

                               Sindrom Klinefelter, juga disebut 47,XXY, adalah suatu kondisi kromosom

                        yang mempengaruhi perkembangan pada orang yang dianggap berjenis  kelamin
                        laki-laki  saat  lahir.  Tanda  dan  gejala  sindrom  Klinefelter  bervariasi.  Dalam

                        beberapa  kasus,  gejalanya  sangat  ringan  sehingga  kondisi  ini tidak  terdiagnosis

                        sampai masa pubertas atau dewasa. Para peneliti percaya bahwa hingga 65 persen
                        orang  dengan  sindrom  Klinefelter  tidak  pernah  terdiagnosis.  Individu  dengan

                        sindrom  Klinefelter  biasanya  memiliki  testis  kecil  yang  menghasilkan  jumlah
                        testosteron yang berkurang (insufisiensi testis primer). Testosteron adalah hormon

                        yang mengarahkan perkembangan seksual pria sebelum kelahiran dan selama masa

                        pubertas. Sebagian kecil dari individu yang terkena dampak dilahirkan dengan tes
                        yang tidak turun (kriptorkismus). Tanpa pengobatan, kekurangan testosteron dapat

                        menyebabkan  pubertas  tertunda  atau  tidak  lengkap,  pembesaran  payudara
                        (ginekomastia), penurunan massa otot, penurunan kepadatan tulang, berkurangnya

                        jumlah  rambut  di  wajah  dan  tubuh,  serta  kelelahan.  Sindrom  Klinefelter  dapat
                        menyulitkan orang dengan kondisi ini untuk memiliki anak kandung (suatu kondisi

                        yang disebut infertilitas), namun hingga separuh orang dengan sindrom Klinefelter

                        mungkin  dapat  memiliki  anak  dengan  menggunakan  teknologi  reproduksi
                        berbantuan (Zitzmann et al., 2021).















                                                               9
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21