Page 61 - JOB1BookAsia
P. 61

kalangan bangsawan. Fujiwara no Yamakage menyunting buku memasak aliran Shijō
                     berjudul Shijōryū Hōchōshiki atas perintah kaisar Kōkō. Sampai saat ini, rumah makan

                     tradisional  Jepang  sering  memiliki  altar  pemujaan  (kamidana)  untuk  Fujiwara  no

                     Yamakage dan Iwakamutsukari–no–mikoto.


                  3.  Masakan zaman Muromachi
                         Memasuki zaman Muromachi, kalangan samurai juga ikut dalam urusan

                     masak-memasak di dalam istana kekaisaran dan tata karma sewaktu makan semakin

                     berkembang.  Aliran  etiket  Ogasawara  berasal  dari  etiket  kalangan  samurai  dan
                     bangsawan  di  zaman  Muromachi  dan  masih  dikenal  hingga  sekarang.  Pejabat

                     Chūnagon bernama Yamakage no Masatomo mendirikan aliran masak-memasak yang
                     disebut  aliran  Shijōryū.  Aliran  ini  menerbitkan  buku  memasak  berjudul  Shijōryū

                     Hōchōsho  (buku  meamasak  aliran  Shijō).  Sementara  itu,  aliran  memasak  bernama

                     Ōkusaryū juga didirikan klan Ashikaga dan sejak itu orang mulai cerewet mengenai
                     cara  memasak  dan  menghidangkan  makanan.  Makanan  gaya  Honzen  (Honzen  no

                     seishiki) dan gaya  Kaiseki  merupakan dua  aliran utama masakan Jepang di  zaman
                     Muromachi.  Pada  gaya  Honzen,  makanan  dalam  porsi  cukup  untuk  satu  orang

                     dihidangkan secara individu di atas meja pendek yang gaya Kaiseki yang berkembang
                     dari tradisi menghidangkan makanan dalam porsi kecil seperti dalam upacara minum

                     teh.

                         Namban adalah istilah orang Jepang zaman dulu untuk “luar negeri”, khususnya
                     Portugal dan Asia Tenggara, dan Nambansen adalah sebutan untuk kapal dari luar

                     negeri. Kedatangan kapal-kapal dari Namban sejak zaman Muromachi hingga zaman
                     Sengoku membawa serta berbagai jenis masakan yang disebut Nambanryōri (masakan

                     luar negeri) dan Nambangashi (kue luar negeri). Kue Kastela yang menggunakan resep

                     dari Portugal termasuk salah satu contoh Nambangashi.


                  4.  Masakan zaman Edo
                         Kebudayaan orang kota berkembang pesat di zaman Edo dan makanan penduduk

                     kota seperti Tempura dan minuman Mugicha mulai banyak dijual di kios- kios pasar

                     kaget. Pada masa itu mulai banyak dijumpai rumah makan yang khusus menyediakan
                     Nigirizushi  dan Soba.  Ōrusuichaya  adalah sebutan untuk  rumah makan  tradisional

                     (ryōtei)  yang  digunakan  kalangan  samurai  sewaktu  menjamu  tamu  dengan  pesta
                     makan. Makanan dinikmati secara santai sambil sambil meminum sake dan


                                               Oriental (China, Jepang, dan Korea)
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66