Page 76 - E-Modul Penjajahan Jepang di Palembang_Neat
P. 76

Kebijakan bidang Militer dan


                                                Pertahanan





         Di   masa   pendudukannya,           Jepang      membagi        wi layah     Indonesia      ke   dalam

      tiga    pemerintahan           militer.     Yang     pertama        adalah      Pemerintah          Militer


      Angkatan        Darat     Tentara      Ke-16     untuk     Jawa     dan    Madura       dengan       pusat

      komando di Jakarta.  Kedua, Pemerintah Militer Angkatan Darat Tentara Ke-

      25  yang  memimpin  wilayah  Sumatera  dari  Bukit  Tinggi.  Ketiga,  Pemerintah

      Militer     Angkatan       Laut     Armada       Selatan      Ke-2     yang     menguasai         wilay    h

      Sulawesi,  Kalimantan,  dan  Maluku,  dengan  markas  di  Makassar.  (Zed,  2005


      dalam Munawaroh et al.,  2022).








          Sebagai  bagian  dari  kebijakan  militer  Jepang,  terbentuklah  organisasi

          militer   yang    dikenal     dengan      nama     Giyugun.      Organisasi      ini   bertujuan


          untuk     merekrut       pemuda       yang     kelak     diharapkan        dapat     membantu

          Jepang       menghadapi           ancaman          musuh       (Mita,      2020).       Program


          pendidikan       militer    yang    dijalankan       Jepang      berlandaskan         pada     dua

          nilai   dasar:    pertama,      semangat        (Sishin)    yang    sangat     penting     dalam

          persenjataan, dan kedua, disiplin yang mutlak (Lebra, 1998).


          Mengingat       terbatasnya        jumlah     tentara     Jepang     yang     sebagian      besar

          sudah  lanjut  usia,  mereka  berusaha  mencari  pemuda  Indonesia  untuk

          bergabung.         Banyak       pemuda        yang      termotivasi        untuk      mengikuti


          pendidikan militer ini, berkat dukungan keluarga dan ulama. Keluarga

          merasa bangga jika anak mereka menjadi anggota Giyugun, dan anak-

          anak    ini   juga   diberikan      uang     saku    yang    sangat      menggiurkan         pada


          masa     itu,   sebesar      Rp.    20,00     (Tim     Penyusun        Sejarah      Perjuangan

          Subkoss, 2003).
                                                                                                            76
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81