Page 5 - 
P. 5

BAB II



                                                  PEMBAHASAN



                   A. PENGERTIAN KONFLIK


                     Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
                   memukul.  Secara  sosiologis,  konflik  diartikan  sebagai  suatu  proses
                   sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
                   satu     pihak      berusaha        menyingkirkan         pihak      lain    dengan
                   menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatar
                   belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
                   interaksi.  Perbedaan-perbedaan  tersebut  diantaranya  adalah
                   menyangkut  ciri  fisik,  kepandaian,  pengetahuan,  adat  istiadat,
                   keyakinan,  dan  lain  sebagainya.  Dengan  dibawa  sertanya  ciri-ciri
                   individual  dalam  interaksi  sosial,  konflik  merupakan  situasi  yang
                   wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang
                   tidak  pernah  mengalami  konflik  antar  anggotanya  atau  dengan
                   kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
                   dengan  hilangnya  masyarakat  itu  sendiri.  Konflik  bertentangan
                   dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus
                   di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi.
                   Sebaliknya,  integrasi  yang  tidak  sempurna  dapat  menciptakan
                   konflik.

                   Beberapa pengertian konflik menurut para ahli yakni sebagai berikut:

                   1. Menurut  Taquiri  dalam  Newstorm  dan  Davis  (1977),  konflik
                   merupakan  warisan  kehidupan  sosial  yang  boleh  berlaku  dalam
                   berbagai  keadaan  akibat  daripada  berbangkitnya  keadaan
                   ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak
                   atau lebih pihak secara berterusan.

                   2. Menurut  Gibson,  et  al  (1997:  437),  hubungan  selain  dapat
                   menciptakan  kerjasama,  hubungan  saling  tergantung  dapat  pula
                   melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen

                   organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri  – sendiri dan
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10