Page 57 - 0 PROGRAM PENGELOLAAN KINERJA GTK
P. 57

tahun dan awal dasawarsa enam puluhan (Krajewski) 1982). Ada dua asumsi yang
               mendasari praktik supervisi klinik. (1) Pengajaran merupakan aktivitas yang sangat
               kompleks  yang  memerlukan  pengamatan  dan  analisis  secara  berhati-hati  melalui
               pengamatan dan analisis ini, supervisor pengajaran akan mudah mengembangkan
               kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. (2) Guru-guru yang profesionalnya
               ingin  dikembangkan  lebih  menghendaki  cara  yang  kolegial  daripada  cara  yang
               outoritarian (Sergiovanni, 1987).
                      Supervisi  klinis  adalah  pembinaan  kinerja  guru  dalam  mengelola  proses
               pembelajaran  (Sullivan  &  Glanz,  2005).  Sedangkan  menurut  Cogan  (1973),
               kegiatan  pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
                      Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan
               profesional dan motivasi kerja guru dan memperperbaiaki proses pembelajaran yang
               kurang efektif.
                      Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional
               yang  diberikan  kepada  guru  berdasarkan  kebutuhannnya  melalui  siklus  yang
               sistematis. Siklus sistematis ini meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas
               pelaksanaan  dan  pengkajian  hasil  observasi  dengan  segera  dan  obyektif  tentang
               penampilan mengajarnya yang nyata.
                      Jika  dikaji  berdasarkan  istilah  dalam  “klinis”,  mengandung  makna:  (1)
               Pengobatan (klinis) dan (2) Siklus, yaitu serangkaian kegiatan yang merupakan daur
               ulang.  Oleh  karena  itu  makna  yang  terkandung  dalam  istilah  klinis  merujuk  pada
               unsur-unsur khusus, sebagai berikut:
               •    Adanya  hubungan  tatap  muka  antara  pengawas  dan  guru  di  dalam  proses
                    supervisi.
               •    Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya di dalam kelas.
               •    Adanya observasi secara cermat.

               •    Deskripsi pada observasi secara rinci.
               •    Pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru.
               •    Fokus observasi sesuai dengan permintaan kebutuhan guru.

               3)  Tujuan Supervisi Klinis
                      Secara umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
               keterampilan mengajar guru di kelas. Hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci
               untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar guru memiliki kemampuan
               untuk  memperbaiki  dirinya  dalam  melaksanakan  proses  pembelajaran.  Selain  itu
               terdapat tujuan umum lainnya, seperti:
                •  Menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan
                    kualitas proses pembelajaran.
                •  Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses
                    pembelajaran.
                •  Membantu guru untuk mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang muncul
                    dalam proses pembelajaran




               Program Supervisi, PK-Guru, dan PPK-PNS     59                         Edi Supriyanto, M.Pd.
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62