Page 107 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 107

Dr. Irving Finkel


           dibaringkan dengan rapi, merupakan yang paling menakjubkan.
           Konsep bahwa raja yang meninggal harus ditemani oleh para
           pelayan setianya mengejutkan dan pada dasarnya sangat primitif.
           Di Mesir, bangsa Mesir kuno memang mencoba-coba gagasan
           ini pada masa pradinasti, tetapi kemudian memunculkan
           patung-patung ushabti sebagai gantinya, peti-peti berisi patung-
           patung pelayan dari gelasir yang akan menemani yang mati jika
           diperlukan. Teori-teori penjelasan tentang temuan-temuan di Ur
           sangat menghebohkan; apakah orang-orang itu dibius? Apakah
           mereka tawanan perang? Apakah mereka memang sudah mati?
           Bersama pertanyaan-pertanyaan seperti itu muncul permasalahan
           yang lebih luas lagi, karena menguburkan banyak pelayan istana
           yang muda dan cantik dengan asumsi bahwa mereka akan
           dibutuhkan di kehidupan berikutnya benar-benar sulit untuk
           diterima. Sepantasnya, praktik tersebut menghilang sama sekali
           dengan berakhirnya dinasti; begitu ditolak tidak akan pernah
           diperkenalkan lagi. Perkembangan seperti itu sama sekali tidak
           sulit untuk dipahami, tetapi yang sulit adalah bagaimana para
           pengikut setia itu menganut keyakinan itu di tengah masyarakat
           Ur sejak semula. Hanya ada dua penjelasan: apakah itu sebuah
           praktik kuno yang mana kebetulan tidak ada satu pun bukti
           nyata dari Timur Tengah kuno, atau gagasan itu menemukan
           muasalnya dalam keadaan yang ada di sekeliling sosok sejarah
           tertentu. Di Mesopotamia satu-satunya kandidat untuk sosok
           semacam itu adalah Gilgamesh.
              Gilgamesh, kita bisa yakin, adalah sosok sungguhan. Dia
           seorang raja awal kerajaan Uruk yang mendirikan sebuah dinasti
           yang berumur singkat pada awal periode sejarah. Semua tradisi
           tertulis yang lestari tentang Gilgamesh menunjukkan sesosok
           yang berkuasa dan berkharisma yang melampaui masa hidupnya
   http://facebook.com/indonesiapustaka  yang sebanding dengan Alexander Agung, yang dampak dari
           sendiri. Rangkaian cerita yang mengelilingi namanya menegaskan
           hal ini, dan memberikan kesan bahwa dia adalah laki-laki

           kematiannya menimbulkan kisah-kisah yang jauh melebihi lingkup
           kewajaran para sejarawan yang pertama kali berurusan dengan
           riwayat kehidupannya. Dalam memandang hal ini, tampaknya




                                          96
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112