Page 108 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 108
KATA-KATA DAN MASYARAKAT
menjadi sebuah gagasan yang dapat dipercaya bahwa kematian
Gilgamesh sendiri bisa saja menjadi saksi adanya dorongan
semacam itu, di mana para pelayan setianya, ala Laertes, meloncat
ke dalam makam, tidak mampu menghadapi masa depan. Sebuah
teks Sumeria yang menjelaskan kematian Gilgamesh sudah
sering kali diperbandingkan dengan pemandangan kematian
sebagaimana yang direkonstruksi di Ur. Saya ingin menunjukkan
bahwa adat yang benar-benar primitif ini benar-benar berasal dari
kematian Gilgamesh, dan menjadi bagian dari tradisi Uruk lama
setelah itu. Barangkali sebuah perkawinan dinasti antara Uruk
dan Ur menjadi saksi kebiasaan itu diimpor ke Ur, tempat hal
itu berpengaruh selama sesaat, tetapi setelah itu ditolak untuk
selamanya. Ini bukanlah praktik khas Sumeria. Namun, sebuah
penelusuran yang berguna ke dalam literatur peribahasa dan
kearifan Sumeria sangat meyakinkan, saat suara-suara yang nyata
dan sehari-hari muncul dari kegelapan: filosofis, kebingungan,
ironis, pasrah, atau tertawa-tawa. Saya tidak melihat ada alasan
sama sekali untuk mengecualikan bangsa Sumeria dari lingkaran
persaudaraan kita.
Babilonia pada masa pemerintahan Nebukadnezar belakangan,
yaitu pada masa Pengasingan ke Babilonia, tentu merupakan
sebuah dunia yang tidak asing lagi. Kita memiliki gedung-gedung
umum yang besar: kuil-kuil pencakar langit dan istana-istana yang
terkenal sampai jauh; kita dapat mengagumi dinding-dinding
dan gerbang-gerbang yang luar biasa dan takjub akan ubin-ubin
biru kolam renang yang berderet di Gerbang Ishtar dan Jalur
Arak-arakan. Namun, kita paling banyak tahu dari tulisan-tulisan
ajaib mereka yang mengungkapkan banyak sudut kehidupan
yang berdengung dan meresahkan di sana: para bankir dan
spekulan kaya yang semakin gemuk, para tabib dan juru ramal
http://facebook.com/indonesiapustaka dan pandai besi cacat, dan hiruk pikuk orang yang sibuk dari
dengan operasi kosmis mereka, para penjaga kedai di sūq yang
menjual ikan dan sayuran, para pengukir segel bermata rabun
sepenjuru Kekaisaran, beragam bahasa mereka yang cepat-cepat
dan tak jelas memberikan kenyataan pada gambaran tentang
Babel. Kita bertemu dengan para tentara bayaran, juru ramal,
97

