Page 288 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 288

PENGALAMAN BANGSA JUDEA


            orang-orang Judea adalah bahwa menara Babilonia itu, tujuan
            pendiriannya dan cita-cita keagamaan yang diwujudkannya penuh
            dosa. Teks Ibrani dengan demikian memasukkan keterpisahan
            dari, jikapun bukan permusuhan terhadap, pemujaan negara
            terhadap Marduk.
               Ada satu hal lagi. Istilah Ibrani untuk ‘menara’ dalam ungkapan
            Menara Babel adalah migdal. Kata ini tentu saja dengan benar
            diterjemahkan sebagai ‘menara’, tetapi dalam arti biasa dari kata
            itu sebuah menara adalah—kurang lebih—bersisi tegak lurus,
            meskipun dasarnya lebih luas agar seimbang, seperti pada sebuah
            mercusuar. Bagaimanapun, profil ziggurat Babilonia berlawanan.
            Tampaknya sangat mungkin bagi saya bahwa profil bangunan
            itu sendiri akan mengesankan bagi orang-orang Judea bahwa
            bangunan itu belum selesai. Jikapun bangunan itu benar-benar
            dimaksudkan untuk menjadi sebuah menara yang akan mencapai
            langit dari bumi, akan tampak seolah-olah pekerjaan itu (atau
            pembiayaannya!) telah berhenti pada tahap-tahap awal. Puncaknya
            masih sangat jauh dari awan dan seluruh pengerjaannya hampir
            tidak berfungsi. Bagi pikiran orang-orang Ibrani, pembangunan
            menara Babilonia itu pastilah telah dihentikan oleh campur tangan
            dewa. Bagian yang singkat ini, begitu akrab dan sering kali dibaca
            sepintas lalu, dengan demikian dapat dipandang, dalam konteks
            orang-orang Judea pertama yang enggan hadir di kota itu, sarat
            dengan makna yang sangat bisa dimengerti.
               Ibu kota Nebukadnezar pada waktu itu merupakan kota
            terbesar di dunia. Rajanya sangat berkuasa, kekaisarannya besar,
            kekayaannya tak terkira, dan secara keseluruhan kehidupannya
            tenang. Kota itu sendiri bak berlian di atas mahkota; kota itu
            dipersembahkan untuk dan di bawah perlindungan mata Marduk,
            dewa tertinggi di antara dewa-dewa Babilonia, yang telah
   http://facebook.com/indonesiapustaka  mendirikan Babilonia sebagai rumah pemujaannya selamanya.
            mengalahkan kekuatan kegelapan seperti yang digambarkan dalam
            Epos Penciptaan, membangun dunia seperti yang seharusnya dan

            Raja adalah wakilnya di dunia.








                                          277
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293