Page 320 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 320

APA YANG TERJADI PADA BAHTERA?


            konsepsi di balik peta itu dan penjelasan tentang delapan nagû
            jauh lebih tua, berasal dari milenium kedua SM; bahkan berasal
            dari periode Babilonia kuno saat Tablet Bahtera dituliskan. Hal
            ini dapat disimpulkan dari ejaan penjelasan itu sendiri, karena
            kata-katanya ditulis dalam suku kata sederhana dalam sebuah
            gaya yang tidak disukai pada naskah-naskah literatur milenium
            pertama, ketika ideogram, seperti yang ditemukan pada dua
            belas baris pertama dari tablet yang sama ini, biasanya lebih
            disukai. Dengan pemikiran ini kami menemukan sebuah sistem
            kosmologis dan tradisi yang jauh lebih kuno daripada dokumen
            yang berisi tentang hal itu. Sifat dari tablet Peta Dunia tersebut
            oleh karena itu mulai lebih jelas: ia mewakili sebuah tradisi kuno
            yang sebagian tertutup oleh data setelahnya atau gagasan-gagasan
            yang spekulatif. Juru tulisnya bagaimanapun juga memberitahu
            kita bahwa produksinya adalah sebuah salinan dari naskah yang
            lebih tua.
               Dunia dalam peta itu digambarkan sebagai sebuah cakram,
            dan oleh karena itu kita dapat menduga bahwa dunia itu sendiri
            secara umum digambarkan dengan cara yang sama ketika peta
            itu pertama kali dibuat. Aliran air yang memutar marratu, yang
            ditulis dengan bentuk determinator untuk sungai, berasal dari
            kata kerja marāru, ‘menjadi pahit’. Karena kata ini, meskipun
            ditandai dengan lambang sungai, tentu saja berarti laut pada
            teks-teks yang lain, kami menerjemahkannya dalam hal ini
            sebagai ‘Samudra’, meskipun ‘Laut Pahit’ atau ‘Sungai Pahit’
            juga sama-sama memungkinkan. Dalam delapan arah, di luar
            perairan itu, terletak nagû. Pada milenium pertama SM kata ini
            mengandung sebuah arti yang praktis, digunakan untuk daerah-
            daerah atau distrik-distrik yang secara politis atau geografis
            dapat diuraikan dan secara harfiah berada dalam jangkauan
   http://facebook.com/indonesiapustaka  yang sangat jauh sekali. Meskipun perlu digambarkan sebagai
            normal. Namun, dalam mappa mundi, maknanya cukup berbeda.
                             ini adalah gunung raksasa di luar tepian dunia
            Kedelapan nagû
            segitiga mereka pasti dipahami sebagai gunung-gunung yang
            puncaknya perlahan-lahan akan muncul di atas cakrawala saat
            mereka mendekat di seberang Samudra.




                                          309
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325