Page 319 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 319
Dr. Irving Finkel
Tulisan tangan kuneiform memberi tanggal peta itu, paling
mungkin, abad ke-6 SM. Isi peta itu tak syak lagi mencerminkan
Babilonia sebagai pusat dunia; titik yang terlihat di bagian
tengah persegi panjang yang merupakan ibu kota, mungkin
mewakili ziggurat Nebukadnezar. Tablet itu berisi tiga bagian
yang berbeda: sebuah penjelasan dalam dua belas baris tentang
penciptaan dunia oleh Marduk, dewa Babilonia; gambar peta itu
sendiri; dan dua puluh enam baris penjelasan yang menguraikan
gambar-gambar geografis tertentu yang ada di atas peta.
Dua belas baris pertama ini berbeda dari teks di bagian
belakang dalam mengeja banyak kata dalam ideogram Sumeria,
dan kami dapat menyimpulkan bahwa juru tulisnya sendiri
memandang bagian ini berbeda dari peta dan penjelasannya
dari garis ganda yang melintasi lebar tablet setelah baris 12.
Gaya ejaan ideografis ini sepenuhnya sesuai dengan tanggal
milenium pertama SM dari tablet itu sendiri, yang dipastikan
oleh istilah topografis di peta, selain kata marratu, seperti yang
sudah disebutkan. Tentunya ada delapan nagû pada awalnya.
Semuanya dalam ukuran dan bentuk yang sama, dan jika tablet
itu masih utuh kita dapat melihat bahwa jarak di antara mereka,
yang melingkar sejajar di sekeliling lingkaran, beragam antara
enam dan delapan bēru atau hour ganda, sebuah ukuran yang
secara konvensional diterjemahkan sebagai ‘League’.
Seluruh bagian belakang memberikan sebuah penjelasan tentang
delapan nagû ini, dengan menyatakan bahwa masing-masingnya
berjarak sama yaitu tujuh League menyeberangi perairan untuk
mencapainya, dan menjelaskan apa yang akan ditemukan begitu
tiba di sana. Menyedihkan sekali bahwa teks sepenting itu rusak,
tetapi sebagai ahli kajian Assyria kuno berpengalaman kami
http://facebook.com/indonesiapustaka sekarang ini tidak mungkin berusia lebih tua dari abad ke-9
sekarang melepaskan diri dari aturan bahwa semakin berharga
konteksnya maka semakin sulit untuk diuraikan.
Kendati sudah diperdebatkan bahwa peta itu dalam bentuknya
SM—karena saat inilah masa ketika kata marratu pertama kalinya
digunakan untuk menyebut laut, misalnya—menurut hemat saya,
308

