Page 77 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 77
Dr. Irving Finkel
1. Pertanda: Meramalkan Masa Depan
Di antara unsur-unsur tanda semacam itu yang kita ketahui dari
tulisan-tulisan, keasyikan yang penting bagi bangsa Mesopotamia
adalah dorongan terus-menerus untuk meramalkan masa depan.
Sejumlah besar persentase pemikiran intelektual dalam hampir
tiga milenium dipenuhi hasrat untuk menembus tabir, terdorong
oleh keyakinan bahwa umat manusia mampu, bila semuanya
setara, mendapatkan informasi yang diperlukan dari dewa-dewa
melalui tata cara yang dilakukan dengan baik. Ranah kegiatan
ini menghasilkan penulisan literatur yang luas terkait pertanda
satu baris yang disusun dengan cermat dalam pola berikut ini:
Jika A terjadi, maka B akan terjadi.
Dalam hal ini hasil B yang diperoleh, yang dikenal sebagai
apodosis, dianggap sebagai akibat dari sebuah fenomena yang
teramati, yakni A yang disebut sebagai protasis. Ada satu contoh
yang menunjukkan bagaimana seorang juru ramal bekerja pada
sekitar tahun 1750 SM sambil mengamati permukaan dari
sepotong hati yang baru dikeluarkan dari seekor domba sehat
untuk didiagnosis tanda-tandanya:
Protasis : Jika ada tiga bisul putih di sebelah kiri kantung
empedu
Apodosis : raja akan memenangkan perang melawan
musuhnya.
Ramalan dengan menggunakan jeroan binatang semacam ini,
terutama hati, terjadi setidaknya pada awal milenium ketiga SM
dan bertahan tak tergoyahkan setelah itu. Raja Sumeria Shulgi,
http://facebook.com/indonesiapustaka teknik dan tanggung jawabnya, dan mempersilakan juru ramal
yang menulis sekitar tahun 2050 SM, tahu banyak tentang
istananya untuk meramal:
Aku seorang juru ramal murni secara ritual,
Aku Nintu dari daftar pertanda yang tertulis!
66

