Page 75 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 75
Dr. Irving Finkel
merasa yakin bahwa dia tidak akan jatuh sakit lagi di tangan
iblis dibandingkan usahanya akan gagal atau ternaknya gagal
berkembang biak. Literatur doa-doa puitis dalam pola Apa-
yang-telah-kulakukan-sekarang? menyiratkan suatu perasaan
akan pengkhianatan dalam penderitaan, meskipun diakui bahwa
manusia bisa saja melanggar tabu tanpa sadar dan tetap akan
dihukum karenanya. Sihir manusia juga merupakan sumber
bahaya yang sama, dan ketakutan sekaligus keterkaitan dengan
hal itu menjadi pokok bahasan yang lazim.
Beberapa dewa dan dewi Mesopotamia telah berpengaruh
sejak milenium ketiga SM, dan semuanya memiliki tingkat
status dan sifat ‘keunggulan’ masing-masing. Dewa yang paling
kuat dilekatkan pada kota-kota utama—Enlil pada kota Nippur,
atau Sin sang Dewa Matahari pada kota Ur, tempat kelahiran
Ibrahim—sementara untuk kota-kota dan desa-desa kecil juga
memiliki dewa dewi lokal masing-masing. Banyak dewa asli
selamat dari peralihan kesadaran Sumeria ke kesadaran Semit
tanpa mengalami kesulitan, kadang-kadang membaur satu dengan
yang lainnya, seperti ketika dewi Sumeria Inanna, dewi cinta
dan perang, akhirnya ‘disamakan’ dengan Ishtar. Proses ini, yang
memungkinkan kedua entitas tersebut eksis secara berdampingan
dalam satu tingkatan, berdampak pada penyatuan mereka,
setidaknya pada akhir milenium kedua SM, menjadi apa yang
sebenarnya satu dewa dengan beraneka sisi, meskipun kedua
nama tersebut masih dipergunakan. Penggambaran tentang dewa-
dewa individu, gelar dan pencapaian yang spesifik atau eksklusif
untuk individu tersebut sering kali sulit dilacak. Dewa dewi
kuno Mesopotamia, sebagaimana tandingan mereka di tempat
lain, disamakan dengan manusia: mereka tidak terduga, keras
kepala, gaib, tidak dapat diandalkan, dan sering kali manja,
http://facebook.com/indonesiapustaka dan perilaku. 64
dan banyak upaya manusia untuk berhubungan dengan mereka
memperhitungkan faktor-faktor semacam itu dalam doa, ritual,
Dalam kurun masa ini, seperti yang bisa diduga, status
dewa-dewa penting dapat berubah dan berkembang, sering
kali akibat situasi politik. Marduk semula adalah dewa yang

