Page 21 - buku-Puisi
P. 21
21
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis orang di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
Orang Bayang pergi mengaji
Ke cubadak jalan ke Panji
Meninggalkan sembahyang jadi berani
Seperti badan tidak akan mati
(dalam Setyawati, 2004:213).
Pantun merupakan puisi lama yang memiliki ciri bersajak a b a b, tiap bait terdiri
dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.
Contoh talibun:
Kalau jadi pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau jadi engkau berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
(dalam Setyawati, 2004:213).
Hampir mirip dengan pantun, talibun terdiri atas larik-larik sampiran dan isi. Bedanya,
lalibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu genap, misalnya enam, delapan,
sepuluh, dua belas, atau empat belas (Djamaris, dalam Setyawati, 2004:213).
Syair merupakan puisi yang berlarik empat tiap bait dan bersajak a a a a yang
mengisahkan suatu hal. Contoh syair:
Syair Ken Tambuhan (Cerita Panji)
Lalulah berjalan Ken tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri

