Page 18 - buku-Puisi
P. 18

18






                    pengalaman nirujar (nonverbal), maka ia sesungguhnya bisa dinyatakan melalui media

                    apapun.


                           Tafsir  Afrizal  Malna  menunjukkan  bahwa  puisi  Danarto  berusaha  menjelaskan

                    adanya  mobilisasi  semiotik  yang  kian  bersinggungan  dengan  berbagai  wacana  (dalam


                    pengertian  luas,  yakni  bukan  hanya  wacana  ujar  tetapi  juga  wacana  nirujar).  Kian

                    maraknya  budaya  visual  lewat  media  elektronik  dan  grafis  ke  dalam  kehidupan


                    masyarakat  jadi  kenyataan  tersendiri.  Betapa  dunia  rupa  pun  mampu  menyampaikan

                    pesan dan kode-kode komunikasi (untuk melakukan pemaknaan). Fenomena mobilisasi

                    semiotik seperti ini  yang menggoyahkan keyakinan-keyakinan teguh pada media  yang


                    sudah  dianggap  baku  di  tingkat  penyelenggaraan  materialnya  --  kian  memperlihatkan


                    dirinya dengan ikut sertanya sejumlah penyair yang memamerkan karya-karyanya dalam

                    bentuk seni rupa, yang kemudian mereka sebut sebagai "puisi konkret".

                           Hal  serupa  ditunjukkan  pula  melalui  puisi  rupanya  Gendut  Riyanto  (1994:2)


                    dalam bentuk sendok garpu. Kata telah dihunjam garpu. Begitupun dengan Remy Silado

                    yang  menyatakan  bahwa  ketika  kata  telah  kehilangan  lafal,  yang  ada  tinggallah  tanda


                    seru dan tanya berikut ini:

                                                              !



                                                              ?


                                                        Bandung 1872



                           Hal ini menunjukkan bahwa kata telah kehilangan makna seperti dalam puisinya

                    Radhar  Panca  Dahana  "Berlayar  Menuju  Adam"  (:kenapa  harus  mengatakan  sesuatu

                    kalau kalimat tidak lagi melahirkan kata).
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23