Page 50 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 50
Inspiring Lecturer Paragon
Titel spesialis ini membanggakan, namun terkadang juga
problematis. Peran saya sebagai penghubung membuat saya tidak
hanya mendengarkan banjir pujian dan terima kasih, namun juga
keluhan dari alumni saat kenyataan berbeda dengan ekspektasi. Topik
keluhan yang paling lazim adalah menyangkut mahasiswa, dari yang
paling sederhana seperti tidak menyalakan kamera saat sesi Zoom,
tidak bertanya, hingga tidak memiliki inisiatif saat kebetulan
mahasiswa tersebut diterima sebagai peserta magang di tempat
bekerja para alumni. Hal ini tak ayal menimbulkan keresahan bagi
para dosen, apalagi saat keluhan-keluhan tersebut bermuara pada satu
stigma yang tidak lagi asing bagi siapapun yang pernah memperoleh
pendidikan di ITB "orang ITB memang pintar-pintar, tapi kurang
memiliki soft competencies".
Ya, soft competencies. Kita bicara sebuah peket lengkap
disini: inisiatif, lincah (agile), pemecahan masalah, motivasi diri,
hingga perilaku dan tutur kata yang mencerminkan penguasaan yang
tinggi akan nilai-nilai etika. Semuanya saling berkaitan dan terlihat
mudah, padahal tidak. Terutama jika ditambahkan ke dalam deskripsi
pekerjaan para dosen yang sudah dipusingkan dengan tuntutan untuk
melakukan inovasi dalam mengajar sembari tetap memastikan bahwa
mahasiswa menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditargetkan.
Singkat cerita, dosen butuh bantuan.
Disinilah alumni memiliki keunggulan. Pengalaman telah
menempa mereka untuk melatih dan memunculkan paket soft
competencies yang dimaksud ke dalam aktivitas sehari-hari. Terlebih
mereka juga memahami seberapa krusial soft competencies tersebut
38

