Page 53 - Gagasan Inovasi Pendidikan Volume 1
P. 53
Inspiring Lecturer Paragon
sang mentor dalam memberikannya nasihat karir hingga membuatnya
berhasil menduduki puncak kepemimpinan tertinggi bidang HR di
kantornya saat ini. Dari situ saya berpikir, "mahasiswa pun bisa
punya mentor karir. Mentor ini adalah kakak-kakak mereka.
Kenapa tidak?"
Saya percaya bahwa mentorship karir ini menjadi jawaban
atas adanya celah antara kompetensi yang dicari oleh perusahaan
dengan yang dikuasai oleh para mahasiswa. Mahasiswa dapat
dipasangkan dengan seorang mentor yang memiliki latar belakang
yang sesuai dengan minat mahasiswa tersebut. Dari situ, kedua pihak
dapat saling mengkomunikasikan ekspektasi dan seperangkat aturan
yang berlaku selama proses mentorship berlangsung. Selanjutnya,
ekspektasi tersebut dituangkan ke dalam sejumlah milestone yang
ditargetkan untuk tercapai dalam durasi tertentu yang terbatas.
Mahasiswa dan mentor bebas mengelola sendiri jumlah pertemuan
dan agenda di setiap pertemuannya; baik melalui diskusi maupun
disertai tugas tertulis sebagai pernyataan komitmen, sehingga
kemajuan dari setiap milestone yang ditargetkan dapat dipantau.
Lalu bagaimana dengan para mentor yang notabene adalah
orang-orang sibuk? Semuanya berasaskan sukarela. Hal ini tidaklah
sulit mengingat banyaknya alumni di luar sana yang sebenarnya
menunggu-nunggu peluang untuk berkontribusi kembali ke kampus.
Dengan motif yang beragam mulai dari ingin membalas budi pada
institusi maupun untuk menghilangkan kepenatan akibat pekerjaan,
mereka akan memegang teguh komitmen untuk menyediakan waktu
dan semangat yang positif untuk berbagi. Selain itu, kesempatan ini
41

