Page 104 - My FlipBook
P. 104
Bagian Kedua
Sebagian umat Islam berpendapat bahwa dakwah tidak wajib atas setiap
muslim dan muslimah. Status hukum melaksanakan dakwah ialah wajib
kifayah bagi para ulama dan agamawan. Mereka mengatakan, konteks perintah
berdakwah dalam surat Alu Imran ayat 104 tidak menunjuk kepada
keseluruhan umat Islam, tetapi bagi sebagian saja di antara mereka. Karena
”مكنم” di sini, bermakna ”ضيعبت” (menunjuk makna sebagian).
Penjelasan dan bantahan atas pandangan tersebut, menurut Zaydan,
dapat merujuk kepada pedapat Ibnu Katsir yang memaknai ayat tersebut
sebagai “seyogyanya ada sekelompok di antara umat ini yang secara spesifik
(menghadapi tantangan-tantangan dakwah yang lebih kompleks), meskipun ia
bersifat wajib atas setiap individu umat Islam sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.”
Al-Imam Al-Razy dalam tafsirnya megatakan bahwa kata ”مكنم” yang
terdapat dalam ayat 104 dari surah Alu Imran menunjuk kepada makna
‘penjelasan’ (نيـيبت) dan tidak bermakna ’sebagian’ (ضيعبت), berdasarkan dua
alasan; 1) bahwasanya Allah mewajibkan amar maruf nahi munkar kepada
semua umat dalam surat Alu Imran ayat 110; dan 2) tidak ada seorang
mukallafpun kecuali wajib atas diriya amar maruf nahi munkar, sesuai dengan
kemampuan dan kapasitasnya, bi al-yad aw bi al-lisan aw bi al-qalb. Dengan
demikian dapat ditegaskan bahwa makna ayat 104 dari surah Alu Imran
tersebut ialah ”jadilah kalian sebagai umat yang menyeru kepada kebaikan,
40
memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.”
Sebagai jalan tengah perbedaan pendapat tersebut, ada baiknya kita
megambil makna yang tersirat dalam gagasan Imam Ibnu Katsir yang telah
dikemukakan di atas. Artinya, dalam perkara-perkara dakwah yang mampu
dilakukan oleh setiap individu umat maka dakwah menjadi kewajiban
idividual (wajib ‘ainy). Sementara dalam berbagai permasalahan dakwah yang
lebih rumit dan kompleks serta membutuhkan kerja kolektif dan sinergis antar
individu dan jamaah umat atau juga membutuhkan media dan sarana yang
lebih berat maka, dalam konteks ini, dakwah bersifat kifayah.
40 Abdul Karim Zaydan, Ushul…hlm. 311-312
92