Page 89 - My FlipBook
P. 89

Wawasan Fikih Dakwah


                beberapa  segi,  tetapi  dalam  kenyataan  kehidupan  itu  tidak  dapat  dipisah-
                         29
                pisahkan.

                      H.A.  Rosyad  Sholeh  berpendapat  bahwa  kegiatan  dakwaah  bersifat
                multidimensional.  Perubahan  dari  suatu  kondisi  kepada  kondisi  yang  lain
                yang lebih baik, atau dari suatu kondisi yang sudah baik kepada kondisi lain
                yang  lebih  baik  lagi,  mencakup  segi-segi  sangat  luas.  Ia  menyangkut
                perubahan sikap hidup dan perilaku yang lemah dan kurang menguntungkan,
                seperti bodoh dan terbelakang serta sikap  narimo ing pandum (kebudayaan
                kemiskinan),  ke  arah  sikap  hidup  dan  perilaku    yang  diperlukan  untuk
                kehidupan yang lebih baik dan mulia. Disamping itu perubahan suatu kondisi
                ke arah kondisi lain yang diinginkan, menyangkut tata kehidupan masyarakat
                                       30
                dalam segala aspeknya.
                      Dakwah dalam konsep Muhammadiyah ialah “upaya untuk mengajak
                seseorang  atau  kelompok  orang  (masyarakat)  agar  memeluk  dan
                mengamalkan  ajaran  Islam  atau  mewujudkan  ajaran  Islam  ke  dalam
                kehidupan yang nyata”. Juga dimaknai sebagai “upaya menanamkan nilai-
                nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi
                dan  kecenderungan  manusia  sebagai  makhluk  budaya  secara  luas,  dalam
                rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.


                      Dari makna dakwah yang bersifat mendasar, luas, dan berproses itu
                maka Muhammadiyah menunjukkan orientasi gerakannya yang bersifat kuat
                pada  prinsip  tetapi  fleksibel  dalam  cara  dan  implementasinya,  serta
                menonjolkan sikap tengahan (wasathiyah) yang merupakan identitas Islam
                itu  sendiri.  Amar  ma’ruf  nahi  munkar  merupakan  identitas  utama  bagi
                Muhammadiyah sepanjang sejarahnya, dan dapat dikembangkan menjadi al-
                amru  bi  al-‘adli  wa  al-nahyu  ‘an  al-dhulmi  (menegakkan  keadilan  dan
                mencegah kezaliman).






           29  HM Amien Rais, “Dakwah Menghadapi Era Informasi” dalam Kata Pengantar pada “Dakwah
           Islam Kontemporer : Tantangan dan Harapan (Yogyakarta : MTDK-PPM, 2004), hlm. v
           30   H.A.  Rosyad  Sholeh,  Manajemen  Dakwah  Muhammadiyah,  (Yogyakarta:  Suara
           Muhammadiyah, 2010), Cetakan III, hal. 59




                                                                                        77
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94