Page 249 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 249

Gambar 6.2. Analisis SWOT


























                 5. Pengidentifikasian (Penentuan isu strategis dan tujuan strategis);
                 6. Konsultasi  (konsultasi  dengan  pemangku  kepentingan  untuk
                    merumuskan strategi menjadi aksi);
                 7. Membuat  strategi.  Salah  satu  metode  yang  seringkali  di  pakai  dalam
                    perencanaan  strategis  adalah  dengan  metode  SMART  (S.M.A.R.T:
                    Spesific  (spesifik),  Measureable  (terukur),  Achieveable  (dapat  dicapai),
                    Realistic  (realistis),  dan  Time-bound  (terikat  waktu).  Metode  SMART
                    adalah metode yang diterapkan dengan filosofi yang digunakan untuk
                    membantu menetapkan target dan tujuan, misalnya dalam Manajemen
                    Kegiatan  (project  management),  Manajemen  Sumber  Daya  (employee
                    performance  management),  atau  Pengembangan  Staf  (personal
                    development). Beberapa orang menyamakannya dengan istilah Indikator
                    Kunci (Key Performance Indicators). Singkatan ini pertama kali digunakan
                    oleh  Doran  (1981).  Masih  terkait  dengan  metode  SMART  ini,  Baxter
                    (2007)  menjelaskan  lebih  lanjut  bahwa  rencana  implementasi  harus
                    menggunakan  prinsip-prinsip  SMART  dalam  administrasi  pemilu.
                    Rencana  harus,  pertama:  Spesifik.  Rencana  harus  spesifik  mungkin.
                    Setiap orang yang membaca rencana harus tahu apa yang harus dicapai,
                    bagaimana dan  kapan. Di  mana pun  penyelesaian  tugas-tugas  khusus
                    dalam  rencana  itu  diperlukan,  rencana  itu  harus  merinci  departemen
                    yang bertanggung jawab atas tugas itu. Rencana departemen internal
                    harus  memerinci  orang  tertentu.  Kedua,  terukur.  Setiap  langkah  dari


                                                BAB 6 – MANAJEMEN PENYELENGGARA PEMILU     233
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254