Page 19 - Teropong Waktu (Jejak Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam) di Nusantara
P. 19

Bahasa Pali atau Pallawa merupakan aksara turunan
              Menurut seorang penjelajah Buddha dari Tibet                     dari aksara Brahmi yang dipakai di India selatan dan
          bernama Atica, Dharmakerti memiliki tiga orang murid                 mengalami kejayaan pada masa Dinasti Pallawa (sekitar
          yang terpandang, selain belajar ilmu agama, para calon               Madras, Teluk Benggali) abad ke-4 dan 5 Masehi. Aksara
          rahib dan biksu belajar pula filsafat, ketatanegaraan,                Brahmi juga menurunkan aksara-aksara lain di wilayah
          dan kebatinan. Bahkan istilah guru yang digunakan                    India,   yaitu   Gupta,   Siddhamatrka,     Pranagari,   dan
          oleh masyarakat Indonesia sekarang berasal dari bahasa               Dewanagari. Aksara Pallawa sendiri kemudian menyebar
          Sansekerta, yang artinya “kaum cendikia”.                            ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan tertulis pada
                                                                               prasasti-prasasti   berbahasa     Melayu     Kuno     zaman
       3. Bahasa dan Sistem Aksara                                             Sriwijaya. Istilah Pallawa pertama kali dipakai oleh
              Bahasa merupakan unsur budaya yang pertama kali                  arkeolog Belanda, N.J. Krom; sarjana lain menyebutnya
          diperkenalkan    bangsa    India    kepada    masyarakat             aksara grantha. Praktik bahasa Sansekerta pertama kali di
          Indonesia. Bahasalah yang digunakan untuk menjalin                   Indonesia bisa dilacak pada yupa-yupa peninggalan
          komunikasi dalam proses perdagangan antarkedua                       Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Huruf yang dipakai
          pihak, tentunya masih dalam taraf lisan. Bahasa yang                 adalah Pallawa.
          dipraktikkan pun adalah bahwa Pali, bukan Sansekerta
          karena kaum pedagang mustahil menggunakan bahasa
          kitab tersebut.








                                   27                                                                       28
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24