Page 208 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 208

KURVA CAHAYA

                                 Kurva cahaya adalah grafik yang menggambarkan perubahan kecemerlangan
                          (magnitudo) suatu sistem bintang ganda. Perubahan kecemerlangan total ini adalah
                          karena kedua bintang saling menutupi dalam proses revolusinya mengelilingi pusat
                          massa.  Untuk  memudahkan  dalam  analisis  kurva  cahaya  ,    pada  sistem  bintang
                          ganda ini dianggap hanya bintang sekunderlah yang bergerak mengelilingi bintang
                          primer  (kecepatan  dan  jarak  bintang  sekunder  adalah  kecepatan  dan  jarak  relatif
                          bintang sekunder terhadap bintang primer). Didalam buku ini, hanya akan dibahas
                          kurva cahaya sederhana, yaitu untuk   0  90  180   dan  270 . Selain itu buku ini
                                                                         ,
                                                                    ,
                          mengambil ketentuan titik a merupakan titik sumbu terdekat orbit dengan pengamat,
                          dan  grafik  dari  kurva  cahaya  selalu  dimulai  dari  titik  a,  kenudian  b,  c,  dan  d
                          berlawanan jarum jam. Namun ada pula sumber lain yang menggunakan ketentuan
                          yang berbeda. Oleh karena itu, diharapkan pembaca memahami betul titik-titik mana
                          yang dimaksud dalam penjelasan, bukannya menghafalkan nama titiknya.

                                 Pada  umumnya  bintang  primer  lebih  besar,  lebih  masif,  lebih  terang  dan
                          lebih  renggang  daripada  bintang  pasangannya.  Jika  bintang  yang  lebih  terang
                          tertutupi, pengurangan magnitudonya lebih besar daripada jika bintang redup yang
                          tertutupi. Namun perlu diingat juga bahwa bintang  yang kecil tak dapat menutupi
                          seluruh bagian bintang yang besar, sehingga pengurangan kecerlangan tidak terlalu
                          besar.

                      1.  Beberapa contoh kurva cahaya dengan     90  atau  270  dengan   90 .
                                                                                                
                                                                                           i

                          a)   jika    270 ,  mV primer  <  mV sekunder  (bintang  primer  lebih  terang),  radius
                               bintang R primer = R sekunder  dan  0  e   1.

                                                     b

                                                                          ke pengamat

                          c                                  a



                                                     d

                             E





                           m

                                                                                                          t
                                        a                b                      c             d                a



                                                                       Astronomi dan Astrofisika  207
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213