Page 72 - E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan_DPTSP
P. 72
e. Desain Pondasi Perkerasan Lentur
Desain pondasi jalan merupakan desain perbaikan tanah dasar, lapis
penopang (untuk tanah lunak), micropilling (cerucuk), drainase vertikal, pra-
pembebanan dan perawatan lainnya yang dibutuhkan sebagai daya dukung
struktur perkerasan lentur dan kaku, naik untuk kondisi umum tanah di
Indonesia maupun tanah lainnya (Direktorat Jenderal Binamarga, 2024).
Faktor utama utama dalam desain perkerasan adalah lalu lintas, tanah dasar,
dan permeabilitas. Selain itu, jika perkerasan dibangun di kawasan permukaan
tanah yang memiliki perlakuan khusus, seperti tanah ekspansif, gambut, dan
tanah lunak diperlukan analisis untuk menghasilkan perkerasan dengan kinerja
yang diharapkan.
Tanah Dasar Normal merupakan tanah dasar yang mempunyai nilai CBR in-
situ lebih besar dari 2,5%, termasuk pada daerah timbunan, halian dan
permukaan tanah asli.
Tanah Lunak didefinisikan sebagai tanah terkonsolidasi normal atau sedikit
terkonsolidas. Biasanya terdiri dari tanah lempung atau lempung kelanauan,
memiliki CBR kurang dari 2,5%, kekuatan geser (cu) kurang dari 7,5 kPa, dan
biasanya memiliki IP > 25.
Gambut Pondasi pada kawasan gambut harus memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk penyelidikan geoteknik dan analisis yang meliputi waktu pra-
pembebanan, nilai CBR efektif dan penurunan pada permukaan lapis
penopang. Timbunan percobaan (trial embankment) harus dibuat di daerah
yang tidak memiliki referensi jalan yang sudah ada di atas lahan gambut.
Timbunan percobaan harus dipantau untuk memverikasi stabilitas, waktu pra-
pembebanan dan data lainnya.
Tanah Aluival Kering pada umumya memeiliki nilai CBR sangat rendah yakni
< 2%di bawah lapsi permukaan yang relatif kera. Kedalam lapisan tersebut
berkisar antara 400-600 mm. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasu
kondisi tersebut adalah DCP ( Dynamic Cone Penetration).
58 E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan