Page 49 - Panduan Pembelajaran Asesmen Kurmer 2024
P. 49
Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen
Mengapa seseorang perlu mengembangkan dan memperkaya gaya belajarnya? Karena
kebanyakan tujuan belajar hanya bisa dicapai menggunakan kombinasi berbagai
pendekatan: dengan membaca deskripsi, melihat contoh, kemudian dengan menirukan atau
menerapkannya sendiri. Karena itu peserta didik perlu bisa menggunakan beragam gaya atau
cara belajar.
Dengan demikian, pendidik sebaiknya tidak mengkategorikan peserta didik ke dalam kategori
gaya belajar tertentu. Peserta didik tidak perlu dikategorikan atau diberi label sebagai "pelajar
auditori" atau "pelajar visual" dan lain-lain. Jangan sampai peserta didik menjadi merasa/
percaya bahwa gaya belajar tersebut adalah bagian dari "kepribadian" atau sesuatu dari dirinya
yang tidak bisa diubah. Ini merugikan peserta didik karena mereka perlu bisa menggunakan
berbagai cara belajar.
Pendidik juga tidak perlu membagi kelas menjadi kelompok gaya belajar. Apalagi membatasi
tiap kelompok pada materi yang dianggap cocok dengan gaya belajar mereka. "Pencocokan"
gaya belajar dengan materi belajar ini terbukti sebagai praktik yang tidak efektif, dan justru
merepotkan pendidik serta bisa merugikan peserta didik. (Catatan: pengelompokan peserta
didik dalam konteks pembelajaran terdiferensiasi sebaiknya dilakukan berdasarkan tingkat
kesiapan dan kemampuan awal peserta didik, bukan gaya belajarnya.)
Dalam hal ini, yang bisa dan perlu dilakukan pendidik terkait gaya belajar adalah
mengombinasikan bahan ajar dan metode yang bervariasi untuk mengajarkan sebuah topik:
mulai dari penjelasan tertulis dan lisan, materi visual seperti gambar dan video, serta praktik atau
penerapan untuk menyelesaikan sebuah masalah nyata. Dengan kombinasi yang kaya, peserta
didik dengan preferensi belajar yang berbeda-beda akan lebih tertarik dan nyaman untuk belajar.
Pendidik dapat memilih strategi pembelajaran mereka sebagai individu yang tidak memiliki
sesuai dengan tahap capaian peserta didik, kemampuan untuk belajar sebagaimana teman-
maupun merancang sendiri pendekatan temannya yang lain. Demikian pula, pendidik
yang akan digunakannya. Namun demikian, sering tanpa sadar memiliki harapan atau
hal penting yang perlu diperhatikan dalam ekspektasi yang rendah terhadap peserta didik
melakukan pembelajaran terdiferensiasi yang sudah dianggap kurang berbakat atau
adalah pengelompokan peserta didik kurang mampu secara akademik. Akibatnya,
berdasarkan capaian atau hasil asesmen mereka akan terus terpinggirkan.
tidak mengarah pada terbentuknya persepsi
tentang pengkategorian peserta didik Untuk menghindari dampak negatif
ke dalam kelompok yang “pintar” dan sebagaimana dijelaskan di atas, hal yang
tidak. Terbentuknya kelompok ini dapat dapat dilakukan ketika mengelompokkan
menyebabkan diskriminasi peserta didik. peserta didik untuk keperluan pembelajaran
Mereka yang ditempatkan pada kelompok yang terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian
paling marginal akan cenderung menilai diri peserta didik, antara lain sebagai berikut.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah 41