Page 15 - Buku Pendidikan Karakter Unmul_Basir
P. 15
2
Intelektual, cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, dan
cerdas kinestetis. Kecerdasan holistik ini bermuara kepada harapan
terciptanya keluaran sumber daya manusia yang kompetitif.
Gagasan di atas muncul sebagai jawaban dan tindak lanjut
dari belum terpenuhinya harapan atas hasil yang dicapai selama ini.
Sumber daya manusia Indonesia bukan saja berada dalam taraf
yang rendah, namun mengalami penurunan. Hal ini dapat disimak
dari laporan World Competitiveness Yearbook untuk beberapa tahun
terakhir. Di lingkungan regional, daya saing SDM Indonesia berada
pada urutan paling rendah dibandingkan dengan Singapura,
Malaysia, Thailand, dan Philipina.
Demikian pula begitu banyak realita yang menunjukkan
bahwa terdapat banyak kesenjangan antara paradigma tentang
target penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan kebutuhan untuk
pengembangan dunia usaha nyata, kebutuhan untuk peningkatan
produktivitas dan daya saing, serta kebutuhan untuk peningkatan
aspek kehidupan masyarakat yang aman dan sejahtera. Perguruan
tinggi memandang bahwa lulusan yang high competence adalah
lulusan dengan IPK tinggi dan masa pendidikan yang cepat
(4 Tahun). Sedangkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
mengembangkan dunia usaha nyata adalah bukan sekedar SDM
yang hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis saja,
tetapi juga harus disertai dengan kemampuan lain yang berkenaan
dengan karakter dan interpersonal skills. Dunia usaha dan industri
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan lulusan yang high
competence adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam aspek
teknis dan sikap yang baik.
Penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan secara umum
pendidikan formal, cenderung hanya terfokus pada pengembangan

