Page 23 - E-Modul Urban Heritage Versi 2
P. 23
Terakhir, perbaikan dan renovasi masjid ini dilakukan sekitar 2015 sampai 2016, yang diganti
atap masjid, awalnya genting biasa menjadi seng baja.Meskipun telah mengalami beberapa
kali renovasi, ada beberapa hal yang tetap dipertahankan di masjid tersebut, seperti meriam
peninggalan Belanda di depan masjid, beduk hadiah dari Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)
yang tetap disimpan sampai sekarang, serta kitab-kitab peninggalan sejak dahulu dari
berbagai bahasa yang disimpan di perpustakaan masjid.
2. Vihara Thay Hin Bio
Gambar. Vihara Thay Hin Bio
Vihara Thai Hin Bio adalah vihara tertua di Kota Bandar Lampung. Vihara Thay Hin Bio
dulunya adalah sebuah cetiya. Sejarah panjangnya bermula ketika orang dari Tiongkok
bernama Po Heng datang membawa patung Dewi Kwan Im pada tahun 1850. Patung tersebut
menarik perhatian masyarakat, sehingga muncul gagasan untuk membangun tempat ibadah
yang dapat digunakan bersama-sama. Akhirnya, pada tahun yang sama, masyarakat sekitar
bersama-sama membangun cettiya yang diberi nama Avalokiteswara. Cettiya Avalokiteswara
dulu dibangun di tempat yang sekarang menjadi lokasi gudang agen. Karena banjir akibat
letusan Krakatau tahun 1883, bangunannya rusak, sehingga patung sang Dewi harus
dipindahkan. Pemindahan patung dilakukan oleh Po Heng, ia membawa patung tersebut ke
tempat yang disebut “tanjakan residen”. Tiga belas tahun kemudian yaitu pada 1896, cettiya
yang baru didirikan di tempat ini. Cetiya tersebut diberi nama Kuan Im Thing atau
persinggahan Dewi Kuan Im.
Modul Pembelajaran Sejarah 17