Page 24 - E-Modul Urban Heritage Versi 2
P. 24
Pembangunannya vihara dibiayai oleh masyarakat. Mereka menggalang dana kemudian
menyerahkannya pada Yayasan Mahopadi. Yayasan inilah yang kemudian membangun
cettiya Kuan Im Thing. Tanggal 1 Oktober 1898, pemerintah Belanda mengeluarkan izin
bangunan. Sejak itu, jalan di depan cettiya disebut jalan Kelenteng. Dua puluh satu tahun
kemudian, tepatnya pada 1927, beberapa orang dikirim ke Tiongkok untuk memohon bhikhu
atau biksu. Hal ini ditanggapi positif, Tiongkok mengutus Bhikhu Sek Te Thi untuk
mengajarkan Dharma Buddha dan membimbing upacara doa.
Kedatangan Bikkshu Sek Te Thi menarik perhatian pengunjung. Dari waktu ke waktu jumlah
pengunjung cettiya semakin banyak, sehingga bangunannya harus direnovasi. Tahun 1963
cettiya Kwan Im Thing direnovasi. Renovasi selesai dilakukan tahun 1967, terhambat karena
pemberontakan G30S/PKI tahun 1965. Pasca renovasi, cettiya berganti nama menjadi Vihara
Thay Hin Bio yang berarti vihara yang besar dan jaya. Vihara Thai Hin Bio merupakan
tempat ibadah umat Buddha Mahayana terbesar yang ada di Bandar Lampung. Vihara ini
terletak di kawasan Kampung Pacinan Teluk Betung, Kelurahan Pesawahan, kecamatan
Teluk Betung Selatan.
3. Pura Kahyangan Jagat Kerti Bhuana
Gambar. Pura Kahyangan Jagat Kerti Bhuana
Pura Kahyangan Jagat Kerti Bhuana adalah pura yang disungsung oleh seluruh umat Hindu
yang ada di Provinsi Lampung. Menurut Drh. Tjok Gede Dalem Pudak Pura ini mulai
dibangun pada tanggal 16 Juni 1973 yang diawali dengan pembelian sebidang tanah seluas
5.000 m2 yang terletak di atas bukit dengan ketinggian 55m diatas laut, tepatnya di
Kelurahan Way Lunik Kecamatan Panjang.
Modul Pembelajaran Sejarah 18