Page 24 - E-LKM ANNELIDA
P. 24

penurunan        populasi      dan     mengganggu

                                                 keseimbangan ekosistem mangrove.

                                              •  Sebagai  predator,  cacing  Nereis  virens  dan

                                                 Neanthes virens dapat mempengaruhi populasi

                                                 organisme  kecil  lainnya,  seperti  larva  ikan
                                                 atau  invertebrata  lainnya.  Jika  populasi

                                                 predator      ini   meningkat,       maka      dapat

                                                 menyebabkan penurunan populasi organisme

                                                 kecil  lainnya,  yang  dapat  mempengaruhi

                                                 keseimbangan ekosistem.


                                      Kaitan hewan Polychaeta dengan etnosains, yaitu:


                                          1.  Tradisi Timba Laor di Pulau Ambon


                                             Masyarakat  Maluku  khususnya  Pulau  Ambon

                                          sejak  dahulu  telah  mengenal  dan  mengonsumsi
                                          cacing laut (Polychaeta) dan menyebutnya Laor. Laor

                                          adalah salah satu biota khas perairan Maluku, dan

                                          juga  dikenal  dengan  nama  cacing  Wawo  (Lysidice

                                          oele) yang muncul ke permukaan perairan sebanyak

                                          satu  kali  dalam  setahun,  yaitu  pada  bulan  Maret

                                          atau  April,  di  malam  purnama  atau  beberapa  hari

                                          setelahnya.  Masyarakat  Desa  Latuhalat,  Desa
                                          Allang,  dan  Desa  Hutumuri  memanfaatkan  Laor

                                          sebagai  bahan  pangan  tradisional  yang  dipercaya

                                          kaya  protein.  Laor  yang  dikonsumsi  adalah  bagian

                                          posterior  berupa  epitoke  jantan  dan  epitoke  betina

                                          yang  berisi  sel  telur  dan  sel  sperma  sehingga
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29