Page 29 - E-LKM ANNELIDA
P. 29
pada produk ini ditumbuk hingga mengeluarkan
banyak minyak, sehingga produknya lebih
berminyak. Masyarakat juga mengolah laor
menjadi pepes dan bakasang. Pepes diolah dengan
cara membungkus laor dalam tepung sagu
kemudian disangrai. Sebagian masyarakat
mengolah bakasang dengan menambahkan buah
pala yang disebut laor pala. Penambahan buah
ini, agar laor dapat dikonsumsi dalam jangka
waktu lama. Buah pala dapat menghasilkan
pertumbuhan mikroba pembusuk pada makanan
(Mahulette, 2020).
d. Pengolahan Laor di Desa Elaar, Pulau Little
Kai, Maluku Tenggara
Penangkapan laor (nama lokal es'u) di kawasan
ini biasanya dilakukan di tepi pantai selama dua
malam. Ketika laor muncul ke permukaan laut,
masyarakat biasanya bersorak "Es'u enlek ruk"
yang artinya laor telah terjatuh. Berkerumunnya
laor disebut juga "ular jatuh". Penangkapan laor
oleh masyarakat menggunakan tanggo, namun
masyarakat adat menggunakan saringan bambu
yang disebut ayakan. Laor yang sudah diambil
kemudian dimasukkan ke dalam anyaman bulat
besar yang juga terbuat dari bambu. Laor tersebut
dapat diolah menjadi laor tumis atau laor
panggang. Dalam pengolahan laor tumis, bumbu-
bumbunya digoreng lalu ditambahkan laor dan