Page 708 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 708

"Suheng, telah dua tahun pusaka itu berada di tangan mereka. Aku telah mencari

               ke mana-mana, hanya ke


               Hoa-san-pai  yang  belum.  Kurasa  mereka  itu  tidak  jujur,  dan  agaknya  tentu

               mereka  telah  menyembunyikan  pusaka  itu.  Kalau  tidak  demikian  mengapa

               mereka tidak

               pergi menanti aku di Puncak Awan Merah seperti


               yang kupesankan? Memang hati manusia tidak atau jarang

               sekali ada yang jujur. Sekali saja melihat.sesuatu yang dapat menguntungkan diri


               pribadi, maka terlupalah semua pelajaran tentang kegagahan dan kebaikan. Aku
               ingin mencari dan menghajar mereka itu!"


               "Sumoi, prasangka adalah satu di antara racun-racun yang merusak kehidupan

               kita. Prasangka di lahirkan oleh pikiran yang mengada-ada, yang membayangkan

               sesuatu yang direka-reka, yang timbul karena kekhawatiran. Prasangka adalah

               suatu kebodohan yang menyiksa diri sendiri. Kalau kita sudah bertemu dengan

               mereka  dan  sudah  melihat  keadaan  yang  sesungguhnya,  apakah  kegunaannya

               prasangka?  Prasangka  dan  sebagainnya  lenyap  setelah  kita  membuka  mata

               melihat  kenyataan  apa  adanya,  dan  sebelum  itu,  berprasangka  berarti

               membiarkan pikiran mempermainkan diri. Apakah kegunaannya bagi kehidupan

               kita?"


               Kembali  hening.  Swat  Hong  tak  mampu  menjawab  karena  dia  dihadapkan

               dengan  keadaan  yang  nyata.  Memang,  dia  memikirkan  hal-hal  yang  belum

               terjadi,  maka  timbullah  kekhawatiran,  dan  dari  kekhawatiran  ini  timbulah

               prasangka  yang  bukan-bukan.  Yang  salah  dalam  semua  itu  adalah  pikiran!

               Setelah  tubuh  mereka  beristirahat  dengan  cukup,  keduanya  lalu  melanjutkan

               perjalanan menuju ke Hoa-san. Makin lama Swat Hong makin mendapat kesan

               bahwa suhengnya benar-benar telah berubah, jahu bedanya dengan dahulu. Pada

               suatu hari, ketika mereka tiba di kaki Pegunungan Hoa-san dan beristirahat, Swat





                                                           707
   703   704   705   706   707   708   709   710   711   712   713