Page 12 - KTI WOLAN XII.5 ILKES 2 flip
P. 12

oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa 61% perempuan di seluruh dunia
                        merasa ada kebutuhan mendesak untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

                        Mengutip dari Dewi (2019), patriarki sebagai sistem sosial yang menguntungkan
                        laki-laki dan menekan perempuan telah menjadi bagian dari struktur masyarakat

                        selama   berabad-abad.   Feminisme muncul sebagai perlawanan terhadap

                        ketidakadilan ini, menuntut perubahan dalam struktur sosial yang lebih adil dan
                        setara. Melihat hal ini, kaum pria merasa harga dirinya pun ikut tercoreng.

                        Stereotip-stereotip kekuasaan ada di tangan lelaki meningkatkan ego mereka,
                        kontra dengan gerakan feminisme.

                               Akan tetapi, ketidaksinambungan pemikiran mulai beradu. Para wanita

                        fokus dalam mengedukasi khalayak sebanyak mungkin, sedangkan pria memiliki
                        mispersepsi bahwa wanita ingin melebihi bahkan menentang kodratnya.

                        Pernyataan ini dipertegas dengan kutipan Aisyah (2020), yaitu feminisme
                        menghadapi tantangan besar dalam masyarakat patriarki, di mana norma-norma

                        dan struktur sosial cenderung mendukung dominasi laki-laki. Pergolakan antara

                        dua kekuatan ini menunjukkan adanya perlawanan terhadap perubahan yang lebih
                        setara, tetapi juga memperlihatkan kemajuan dalam kesadaran gender dan upaya

                        untuk mencapai keadilan sosial.
                               Di berbagai keadaan, nampak bahwa komentar-komentar negatif nan

                        merendahkan dilimpahkan oleh pria dalam kolom komentar postingan mengenai
                        edukasi kesetaraan gender. Tak jarang, banyak kaum lelaki yang bahkan

                        meremehkan perempuan secara terang-terangan. Entah itu menghina bagaimana

                        penampilan seorang wanita atau bahkan yang amat buruknya lagi merendahkan
                        cara  kerja   tubuh wanita yang merupakan anugerah Tuhan. Hal ini

                        mengindikasikan adanya sikap denial pada individu pria. Komentar-komentar ini
                        membuat kaum wanita semakin gencar akan gerakannya. Tak mau kalah,

                        beberapa kaum pria tetap mengedepankan harga dirinya setinggi langit. Akan
                        tetapi, tidak sedikit pula kaum pria yang akhirnya menjadi peduli akan pentingnya

                        kesetaraan gender. Beberapanya juga turut mensosialisasikan gerakan penyetaraan

                        gender. Dari beberapa kasus ini dapat terlihat bahwa edukasi kesetaraan gender
                        masihlah sangat minim di masyarakat dan dipengaruhi oleh stereotip yang telah

                        lestari di lingkungan sosial.
   7   8   9   10   11   12   13   14