Page 9 - KTI WOLAN XII.5 ILKES 2 flip
P. 9
seorang pemimpin. Pada generasi Z, pola pikir ini mendapat penolakan keras dari
kaum wanita. Karena adanya penolakan tersebut, ego sebagai seorang lelaki yang
melebihi perempuan dari berbagai aspek kian memanas. Membuat kedua gender
bagai dua kubu yang sedang di medan peperangan.
Dominasi pada pria erat kaitannya dengan seksisme. Dikutip dari
European Institute for Gender Equality, seksisme dikaitkan dengan kekuasaan di
mana mereka yang mempunyai kekuasaan biasanya diperlakukan dengan baik dan
mereka yang tidak mempunyai kekuasaan biasanya didiskriminasi. Seksisme juga
terkait dengan stereotip karena tindakan atau sikap diskriminatif seringkali
didasarkan pada keyakinan atau generalisasi yang salah tentang gender dan
menganggap gender sebagai hal yang relevan padahal tidak demikian. Seksisme
rentan menyerang perempuan, yang mana pemikiran seksisme ini sendiri
berpotensi besar dianut oleh pria. Seksisme sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
hostile sexism dan benevolent sexism. Hostile sexism bertujuan menjaga dominasi
laki-laki, diekspresikan dengan cara yang lebih ekstrim seperti kekerasan.
Sedangkan benevolent sexism, memiliki kesan yang lebih halus dan positif, tetapi
sebenarnya juga berbahaya. Seksisme ini cenderung bersifat manipulatif, karena
seakan-akan laki-laki memang sudah kodratnya untuk melindungi perempuan dan
bertanggungjawab. Namun, sebenarnya tujuannya tetap untuk memposisikan
dirinya di atas perempuan.
Laki-laki yang memiliki pola pikir seksisme akan merasa superior
terhadap dirinya, melihat perempuan sebagai makhluk lemah. Ini berkaitan
dengan kutipan dari Nurhidayah (2018), seksisme, yang mendiskriminasi
perempuan berdasarkan jenis kelamin, seringkali didukung oleh sifat dominasi
pria yang mengakar kuat dalam budaya patriarki. Dominasi pria ini tercermin
dalam penguasaan mereka atas sumber daya, kekuasaan, dan kesempatan, yang
pada akhirnya memperkuat hierarki gender dean menindas perempuan. Ironisnya,
di lingkungan bermasyarakat, seksisme dianggap hal yang lumrah. Di mana
terkadang perempuan dapat merasa bahwa sifat seksisme tersebut merupakan
sesuatu yang normal. Seorang pria yang merasa harus melindungi perempuan
dalam bentuk menjaga harga dirinya dan seorang wanita yang
menginternalisasikan seksisme sebagai bentuk perlindungan dari seorang pria.