Page 5 - KTI WOLAN XII.5 ILKES 2 flip
P. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zevallos (2014, sebagaimana dikutip dalam Purwanti, 2020)
menggambarkan gender sebagai cara masyarakat menentukan dan mengelola
kategori seks, makna budaya yang melekat pada peran laki-laki dan perempuan,
dan bagaimana individu memandang identitas mereka sebagai laki-laki,
perempuan, atau posisi gender lainnya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa gender
melibatkan norma sosial, sikap dan kegiatan yang dianggap cocok oleh
masyarakat untuk setiap jenis kelamin. Pernyataan ini sejalan dengan teori skema
gender (gender schema theory), pengelompokkan gender dilakukan kepada
anak-anak secara bertahap untuk mengembangkan skema gender tentang apa yang
pantas dan apa yang tidak pantas menurut gender dalam budaya mereka (Fatimah,
2014, sebagaimana dikutip dalam Febriyanti & Rahmatunnisa, 2020). Dalam
pemahaman ini menunjukkan bahwa suatu lingkungan sosial memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam penggolongan gender. Pemisahan pekerjaan antara jenis
kelamin pria dan wanita, perkataan seperti “Jangan! Itu benda berat, biar lelaki
saja” atau juga “Biarkan istrimu yang memasak dan mencuci pakaian” seolah
merupakan aturan tidak tertulis yang harus dipatuhi dalam kehidupan
bermasyarakat. Stereotip tradisional seperti ini menuntut kedua gender untuk tetap
berada di ‘lingkupnya’ masing-masing; pria yang diposisikan sebagai pengambil
keputusan dan pencari nafkah dan wanita yang diharapkan untuk mengayomi
keluarga serta bertanggungjawab atas segala urusan rumah tangga. Kesimpulan
yang selalu diutarakan mengenai peristiwa ini hanyalah satu, pria si kuat dan
mendominasi dengan maskulinitasnya dan wanita si lemah lembut penurut yang
feminitasnya mudah goyah.
Pada era globalisasi sekarang, kaum perempuan kini lebih berani untuk
menegakkan hak-haknya yang dianggap telah dihina. Banyak perempuan merasa
dirinya terkekang oleh adanya stereotip tersebut hingga sikap dominasi yang
ditunjukkan pria secara berlebihan. Paham feminisme pun kini kembali disorot