Page 11 - KTI WOLAN XII.5 ILKES 2 flip
P. 11

kelas, dan seksualitas. Perempuan karir, salah satu stereotip masyarakat yang
                        mengindikasikan bahwa ‘perempuan menyalahi kodratnya’. Tak hanya itu,

                        perintah agar perempuan tak usah bersekolah tinggi pun selalu diutarakan, sebab
                        katanya perempuan hanya akan berakhir di dapur. Belum lagi cara berpakaian

                        yang tidak diperbolehkan sesuai kehendak perempuan itu sendiri, dandanan yang

                        tidak boleh tebal, gincu merah yang seperti pelacur, bahkan rambut panjang
                        diupayakan tak tergerai indah. Mengapa demikian? Jawaban dari pertanyaan

                        tersebut hanyalah satu, dapat mengundang gairah para lelaki. Namun, ironisnya
                        aturan-aturan tersebut dilontarkan oleh sesama kaum wanita itu sendiri.

                               Istilah “pink tax” pun menjadi salah satu contoh ketimpangan gender yang

                        membuat gerakan feminisme makin gencar. Pink tax merupakan istilah yang
                        ditujukan dalam aspek perekonomian, di mana kondisi ini membuat wanita harus

                        membayar lebih untuk segala kebutuhannya dibandingkan laki-laki. Di tahun
                        2010, Consumer Reports, salah satu penerbit majalah Amerika Serikat menyoroti

                        masalah ini secara nasional dengan sebuah penelitian yang menemukan, pada saat

                        itu, perempuan membayar 50% lebih banyak dibandingkan laki-laki untuk produk
                        serupa. Arruzza, Bhattacharya, & Fraser (2019) mengatakan bahwa feminisme

                        untuk 99% harus melawan segala bentuk eskploitasi dan penindasan, dan harus
                        menjadi perjuangan untuk masyarakat alternatif yang mengutamakan manusia dan

                        planet ini di atas keuntungan. Budaya dan ideologi patriarki tersosialisasi di dalam
                        masyarakat karena mendapat legitimasi dari berbagai aspek kehidupan, baik

                        agama dan kepercayaan, maupun bernegara. Karena itu, sekalipun dalam sejarah,

                        banyak sekali perempuan yang mempunyai posisi penting di dalam masyarakat
                        dan negara, tidak selalu mendapat apresiasi mengenai peran dan kemampuannya.



                           C. Pergolakan Antara Patriarki dan Feminisme

                               Meradangnya kasus-kasus mengenai kekerasan terhadap perempuan
                        membuat kaum wanita memanas. Hak-haknya kini kian tercoreng akan keegoisan

                        kaum pria. Merasa akan kurangnya kepedulian aspek masyarakat lain akan perihal

                        ini, kaum wanita mulai turun ke jalanan memegang spanduk berisikan protes serta
                        menaikkan tagar di media sosial. Tidak hanya di Indonesia, wanita di seluruh

                        dunia menginginkan kembali haknya yang telah direnggut paksa. Sebuah survei
   6   7   8   9   10   11   12   13   14