Page 149 - Tesis Musdaliva
P. 149
131
rumah tangga dan yang biayanya tidak terlalu besar maka istri yang
menentukannya sendiri. Penelusuran mendalam tentang posisi istri yang
dominan dalam memutuskan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga
karena istrilah yang mengetahui segala hal yang dibutuhkan dalam
keluarga. Bahkan, kebutuhan suaminya rata-rata istri yang
membelikannya. Suami atau laki-laki tidak terlibat secara langsung dalam
urusan domestik keluarga khususnya dalam pemanfaatan pendapatan
yang diperoleh karena terdapat nilai di Desa Bulu Sirua yang menganggap
tabu hal tersebut. Laki-laki dianggap tidak baik mencampuri urusan yang
seharusnya menjadi urusan perempuan atau istri. Suami yang seperti itu
disebut “campidokang”.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang telah
dikemukakan diatas adalah posisi perempuan dalam pengambilan
keputusan pada pengelolaan dan pemanfaatan hasil usaha tani di Desa
Bulusirua adalah setara. Pada umumnya pengambilan keputusan
dilakukan secara bersama antara suami dan istri. Laki-laki dominan dalam
pengambilan keputusan pada tahap persiapan lahan. Posisi perempuan
yang menonjol atau dominan dalam pengambilan keputusan adalah pada
tahap pengolahan pasca panen, penjualan, penyimpanan, dan
pemanfaatan/pembelanjaan dari hasil penjualan.
Posisi perempuan dalam pengambilan keputusan dalam
pengelolaan dan pemanfaatan hasil usaha tani menunjukkan bahwa tidak

