Page 150 - Tesis Musdaliva
P. 150
132
terjadi dominasi atau subordinasi terhadap perempuan pada perempuan
petani di Desa Bulusirua. Kritik yang dilakukan oleh aliran feminisme
radikal (Saptari dan Holzner, 1997: 48) bahwa “dominasi laki-laki tidak
hanya terdapat di arena publik, tetapi juga di arena kehidupan yang
sangat pribadi, perjuangan perempuan untuk menghapuskan subordinasi
tidak hanya di luar rumah, tetapi justru dimulai di dalam rumah. Jadi,
misalnya, persoalan ”siapa yang melakukan pekerjaan rumah tangga,
atau siapa yang menginterupsi siapa dalam pembicaraan sehari-hari
dilihat sebagai bagian dari system dominasi laki-laki”. Kritik ini tidak
penulis temukan dalam penelitian ini karena pengambilan keputusan
dalam keluarga petani yang menjadi informan dalam penelitian ini tidak
menjadi dominasi laki-laki tetapi keputusan diambil secara bersama dan
setara antara suami dan istri dengan melalui musyawarah atas prinsip
saling menghargai dan menghormati sebagai satu keluarga. Perempuan
bahkan dalam beberapa tahap kegiatan usaha tani lebih dominan dalam
pengambilan keputusan. Matriks yang telah dipaparkan diatas
menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi yang setara dengan laki-
laki dalam pengambilan keputusan. Jadi perempuan tidak mengalami
subordinasi dan dominasi dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan
usaha tani.
Posisi perempuan yang setara dengan laki-laki dalam pengambilan
keputusan terkait kegiatan usaha tani di Desa Bulusirua berdasarkan
kasus beberapa keluarga informan yang telah dipaparkan sebelumnya

