Page 16 - e-modul bab 5 PAI
P. 16

1.  Ciri Keluarga Berkah
                          Berdasarkan makna berkah di atas, dalam konteks perkawinan,
                   keluarga berkah adalah keluarga yang baik, yang membawa kebaikan
                   pada diri  mereka  dan orang lain. Kebaikan yang ada  pada keluarga
                   tersebut  bertambah  seiring  berjalannya  waktu.  Merujuk  pada  Al-

                   Qur’an  surat  al-Rum;31,  keluarga  berkah  adalah  keluarga  yang
                   sakinah  (tenang,  tentram),  mawaddah  (penuh  cinta),  dan  rahmah
                   (diliputi  kasih).  Intinya  adalah  bahwa  keluarga  berkah  membuat
                   semua anggotanya merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
                          Disamping itu, menurut Kusnaeni (2006), keluarga berkah juga
                   ditandai  dengan  makin  meningkatnya  kualitas  keimanan  para
                   anggota keluarga tersebut.Hal ini berarti keluarga berkah menjadikan
                   syariat Islam sebagai pedoman hidup dan ridho Allah sebagai tujuan.
                   Ciri  lain  keluarga  berkah  adalah  kualitas  pribadi-pribadi  dalam
                   keluarga  tersebut  berkembang  menuju  kebaikan;  sikap  semakin

                   matang,  bertambah  bijak,  wawasan  bertambah,  akhlak  makin  baik.
                   Rizki dan kesehatan  yang  membawa kebaikan, dan  anak-anak  yang
                   sholeh atau sholehah merupakan ciri lain dari keluarga berkah.

                   2. Upaya Meraih Keluarga Berkah
                          Secara  garis  besar,  ada  beberapa  hal  penting  yang  harus

                   diperhatikan  untuk  mewujudkan  keluarga  yang  baik  dan  menda-
                   tangkan kebaikan. Hal-hal itu adalah:

                   a. Sebelum Menikah
                      1)  Menata niat menikah, yaitu untuk  meraih ridho Allah
                      2) Tidak  berpacaran.  Mencari  calon  pendamping  hidup  melalui
                          cara yang diperbolehkan ajaran Islam, misalnya ta‟aruf.

                      3) Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman
                          Islam sebagaimana telah diajarkan Rasulullah SAW.
                      4) Menyiapkan diri secara fisik dan psikis, termasuk ilmu berumah
                          tangga.
                      5) Bermusyawarah dengan orang tua agar memperoleh restu dan
                          dukungan.

                   b. Saat akad nikah
                      1)  Menjaga  agar  niat  tetap  lurus,  yakni  menikah  untuk  meraih
                          ridho Allah.
                      2) Minta didoakan orang tua dan orang-orang sholeh. Doa orang
                          tua  untuk  anaknya  dan  doa  orang-orang  sholeh  umumnya
                          dikabulkan Allah SWT.






                                                           15
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21