Page 173 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 173

penjenjangan durasi waktu belajar, bimbingan siswa di luar jam
                  pelajaran dan penilaian dengan sistem ulangan atau ujian yang
                  dilaksanakan secara periodik kepada murid-murid yang telah
                  menamatkan masa pendidikan diberikan ijazah atau diploma.

                  Sebagai proyek percontohan madrasah model ini ialah Pondok
                  Muhammadiyah yang dikembangkan oleh KH. Ahmad Dahlan
                  sendiri pada tahun 1920 di Yogyakarta. Pondok ini merupakan
                  perguruan  tingkat  menengah  pertama  kali  di  kota  itu  yang
                  memberikan ilmu umum dan agama bersama-sama.
                      Organisasi sekolah dan penyelenggaraannya diatur secara
                  modern yang sebelumnya tidak pernah sama sekali dilakukan

                  oleh  perguruan-perguruan  agama.  Untuk  memahami  lebih
                  jauh perbandingan penyelenggaraan pendidikan madrasah dan
                  pondok pesantren adalah sebagai berikut:
                  1.  Cara  mengajar  dan  belajar,  di  pondok  pesantren  masih
                     menggunakan sistem lama dan masih dipakai cara belajar
                     sorogan dan weton, akan tetapi di pondok Muhammadiyah

                     dengan sistem baru dan digunakan sistem klasikal dengan
                     memakai cara-cara Barat.
                  2.  Bahan  pelajaran, di  pondok  pesantren  lama  semata-mata
                     hanya bahan pelajaran agama. Kitab karangan pembaharu
                     belum dipakai, di pondok Muhammadiyah bahan pelajaran
                     yang digunakan tidak hanya bahan pelajaran agama, tetapi
                     ilmu pengetahuan umum. Kitab-kitab agama dipergunakan
                     secara luas baik oleh ulama lama maupun ulama baru.



                                           160
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178