Page 170 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 170

menggiring umat Islam kepada kondisi kehilangan elan vital
                  dan  semangat  hidup.  Kondisi  social  umat  Islam  seperti  ini
                  dimanfaatkan  oleh  penjajah  kolonial  Belanda  dan  fasisme
                                                                      71
                  Jepang agar nusantara tetap berada dalam cengkramannya.
                      Kondisi  yang  sangat  memperihatinkan  di  atas  dijawab
                  oleh KH. Ahmad Dahlan dengan mendirikan sekolah sebelum
                  mendirikan  organisasi  Muhammadiyah.  Pada  tahun  1911,
                  K.H.  Ahmad  Dahlan  mendirikan  sekolah  dengan  muridnya
                  yang  hanya  sepuluh  orang.  Saat  itu  Ahmad  Dahlan  sendiri
                  sebagai  pengajar  Ilmu  agama  dan  Sumarsono  Mestoko  dan
                  teman-temann pemerintah bersedia membantu mengajarkan

                  beberapa  ilmu  umum  tahun  1986.  Atas  dasar  semangat
                  kontribusi  dalam  upaya  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,
                  Muhammadiyah  sebagai  organisasi  pun  didirikan  setahun
                           72
                  kemudian.  Sekolah tersebut bernama “Madrasah Ibtidaiyah
                  Diniyah Islamiyah”  yang berada di rumah beliau sendiri dalam
                                                              73
                  ruang tamunya yang hanya berukuran 2,5 X 6 M.

               B.  Cita-Cita Pendidikan Muhammadiyah
                      Berbicara  Cita-cita  pendidikan  Muhammadiyah  berarti
                  menjelaskan Visi dan Misi Pendidikan Muhammadiyah. Bagi
                  Muhammadiyah  pendidikan  merupakan  suatu  hal  sangat


                      71
                         Hamdan, Paradigma Baru Pendidikan Muhammadiyah..., 12.
                      72  Ibid.,  12.
                      73

                         Zuhairin, dkk., Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara,
               1986), hlm. 201.
                                           157
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175