Page 91 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 91
Afghani (w. 1897), Syaikh Muhammad Abduh (w. 1905), dan
penerusnya, Muhammad Rasyid Rida (w. 1935) mulai
mendapat tempat di Indonesia.
Kedua, teori faktor pembaharuan Muhammad Abduh dan
Jamal al-Din al-Afghani tumbuh di Timur Tengah pada akhir
abad ke-19 merupakan kelanjutan logis gerakan pembaharuan
Wahabiyah. Dua tokoh pembaharuan itu sebagian kalangan
meyakini bahwa gagasan pembaharuan Muhammad Abduh
lebih besar pengaruhnya dan bertahan lama terhadap lahir dan
berkembangnya Muhammadiyah. Keduanya menyebarkan
dan menggalakan sebuah gagasan dibukanya pintu ijtihad dan
mengecam sebuah taqlid. Ditambah lagi keduanya sama-sama
menjadikan pandangan Ibnu Taimiyah sebagai sumber utama
yang menjadi rujukan mereka.
Ketiga, teori faktor pertentangan yang bersifat internal di
masyarakat Jawa. Dalam teori ini dikemukakan tentang
kelahiran Muhammadiyah akibat ada proses pertentangan
yang panjang dan berlangsung perlahan antara dua kelompok
besar dalam masyarakat Jawa, yakni kaum priayi di satu pihak
dan kaum santri di pihak yang lain. Kaum priayi adalah
kelompok kalangan muslim yang dangkal tingkat pemahaman
keislamannya, sedangkan kaum santri adalah suatu kelompok
muslim yang sangat taat dan tinggi komitmen keislamannya.
Keempat, teori faktor penetrasi gerakan Kristenisasi.
Teori ini menyebutkan bahwa perkembangan kegiatan misi
Kristen di Jawa merupakan suatu faktor yang menyebabkan
78