Page 95 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 95

bertentangan  dengan  ajaran  Islam.  Ini  menunjukkan  bahwa
                  sosok KH. Ahmad Dahlan pantas dijadikan sebagai panutan
                  oleh  seluruh  warga  Muhammadiyah  dalam  gerakannya  dan
                  langkahnya  yang  tetap  tegar  dalam  menghadapi  tantangan

                  masa depan yang semakin kompleks sehingga membutuhkan
                  sebuah usaha keras dan cerdas dalam membawa Visi dan Misi
                  Muhammadiyah  sebagai  gerakan  Islam  dan  dakwah  amr
                  ma’ruf nahi munkar  dalam segala bidang kehidupan.

               B. Mengenal Sosok K.H. Ahmad Dahlan
                      KH. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tahun 1868
                  Masehi  dengan  nama  kecil  Muhammad  Darwis,  anak  dari
                  seorang  Kyai  Haji  Abu  Bakar  bin  Kyai  Sulaiman,  khatib  di
                  masjid sulthan kota itu. Ibunya adalah Siti Aminah Binti Kyai

                                                          41
                  Haji Ibrāhim, penghulu besar di Yogyakarta.  Dalam sumber
                  lain saat kecil  dikenal  Muhammad Darwis,  dilahirkan  tahun
                  1869.  Muhammad Darwis adalah anak keempat dari tujuh
                       42
                  orang bersaudara. Saudara Ahmad Dahlan adalah perempuan

                  kecuali adik bungsu dengan urutannya: (1) Nyai Chatib Arum,
                  (2) Nyai Muhsinah (Nyai Nur), (3) Nyai Hj. Sholeh, (4) M.
                  Darwis (KH.A. Dahlan), (5) Nyai Abdurrahman, (6) Nyai Hj.




                      41
                        Junus Salam, Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah  (Tangerang:
               Al-Wasat Publising House, 2009), 56.
                      42
                         Muhammad Soedja’, Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan   (
               Jakarta: Rhineka Cipta, 1993), 202.
                                           82
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100