Page 100 - KEMUHAMMADIYAHAN 03
P. 100
KH. Abdul Hamid yang lokasi tinggalnya di sebuah Kampung
Lempuyang Wangi Yogyakarta.
46
Muhammad Darwis berguru kepada beberapa guru, di
antaranya: belajar ilmu fikih kepada KH. Haji Muhammad
Shaleh, belajar ilmu nahwu kepada K.H. Muhsin, ilmu falak
kepada Kiyai Raden Haji Dahlan, ilmu hadis kepada KH.
Mahfudh dan Syaikh Khayyat, ilmu Qira’ah kepada Syaikh
Amin dan Syaikh Bakri Satock. Guru-guru Muhammad Darwis
lain yang bisa disebutkan di sini adalah: KH. Abdul Khamid,
KH. Muhammad Nur, Syaikh Hasan dan lain-lain.
Ketika masa dewasa (tahun 1890) KH. Ahmad Dahlan
menunaikan ibadah haji ke Makkah. Di Makkah beliau tidak
hanya menunaikan ibadah haji saja, tetapi juga memperluas
pengetahuannya dengan berguru pada para Alim Ulama’
Indonesia yang sudah bermukim seperti; KH. Makhfudz dari
Termas, KH. Nakhrawi (Muhtaram) dari Banyumas, KH.
Muhammmad Nawawi dari Bantan, serta kepada para alim
ulama’ Makkah yang sudah dikenal di Jawa. Sepulang dari
Makkah, KH. Ahmad Dahlan mengajar dan berjuang di tanah
kelahirannya. Setelah beberapa tahun beliau mengajar dan
berjuang, karena merasa pengetahuan yang dikuasainya belum
cukup, pada tahun 1903 beliau kembali ke Makkah bersama
putranya yang baru berumur 6 tahun (Muhammad Siradj)
46
Muhammad Soedja’, Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan...,
202.
87