Page 23 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 23
4 Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.
tetapi yang memandang hak tersebut lebih sebagai
perkecualian daripada prinsip, artinya: sebagai hak
yang dalam keadaan-keadaan tertentu kembali ke
dalam kekuasaan masyarakat selaku keseluruhan.
Pada bangsa-bangsa tersebut sering terdapat norma-
norma, laws dan customs mengenai pewarisan, yang
membuktian bahwa dalam generasi pertama, tanah itu
dipandang sebagai milik satu persona/persoon/badan
pribadi individual, tetapi di dalam generasi-generasi
berikutnya berpindah ke dalam milik bersama dari
keturunannya atau dari lingkungan warga kerabat
yang lebih luas; suatu kelompok yang biasa disebut
suatu extended family, kinship of lineage. Tipe ini dapat
menjelma dalam berbagai variasi dan sampai sekarang
masih hidup dalam bermacam-macam rona.
3. Bentuk tertier: Corak ini secara sukarela ataupun
dengan paksa diciptakan oleh Negara, dengan tujuan:
melaksanakan dan mengeksploitasikan hak atas tanah
secara bersama. Misal: harta benda biara, lembaga-
lembaga komunal di Israel dan perusahaan pertanian
komunal (kolchoz) di Uni Sovyet. Bentuk ini dalam
banyak hal lebih baik disebut communal farming
daripada communal tenure. 4
4 Sir Gerard Clauson dalam Iman Sudiyat, 1982, Beberapa
Masalah Penguasaan Tanah Di Berbagai Masyarakat Sedang
Berkembang, Penerbit Liberty, Yogyakarta, hlm.8-9.