Page 61 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 61

42    Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            hukum adat disebut “Prabhumian Desa” atau “Wewengkon
            Bale  Agung”.  Wilayah desa adat  ini  sepenuhnya dapat
            diatur dan diurus oleh  perangkat  pimpinan desa adat
            berdasarkan  hak  pengurusan  wilayah yang  lebih  dikenal
            dengan sebutan hak ulayat desa adat. 56
                Sebuah  desa adat  ada  yang  hanya  terdiri  dari  satu
            banjar  adat, ada pula yang terdiri dari  beberapa  banjar
                  57
            adat. Jika warga dalam  satu banjar lumayan banyak dan
            wilayahnya (wewidangan/wewengkon)  relatif luas,  maka
            untuk kepentingan praktis, banjar itu akan dibagi menjadi
            beberapa kelompok yang dinamakan tempekan. Pemberian
            nama  tempekan  biasanya disesuaikan dengan  keadaan
            tempekan yang  dimaksud.  Contohnya,  yang  berada  di
            wilayah bagian utara, akan disebut Tempekan Kaja, yang

            di selatan disebut Tempekan Kelod, dst. Adakalanya juga
            tempekan ini  diberi  nama  yang  sesuai  dengan keadaan
            warganya, seperti Tempekan Gusti, Tempekan Pande, dll. 58
                Berdasarkan tradisi dominan, desa pakraman yang ada
            di Bali dapat diklasifikasikan atas tiga tipe: 59


            56  ibid, hlm.19.
            57  Banjar adalah komuniti berdasarkan wilayah yang paling dasar
                di  Bali, terdiri dari  100 sampai  200  rumah tangga, tersusun
                menurut  pola tempat tinggal  yang  memusat  dengan  balai
                pertemuan bersama sebagai fokus. Geertz dalam ibid ... hlm.39-
                40;  sedangkan menurut Perda Nomor 3  Tahun 2001,  banjar
                pakraman adalah kelompok masyarat yang merupakan bagian
                dari desa pakraman. Ketika berlaku UU Nomor 5 Tahun 1979,
                banjar berganti nama menjadi dusun dan lingkungan.
            58  Wayan P. Windia, 2008, ibid, hlm.71.
            59  ibid, hlm.49.
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66