Page 3 - ASHA-WPS Office
P. 3

"KASIAN OTAK MUNGIL KU TERSAKITI"

               "DAHLAH"


               sekiranya itulah teriakan-teriakan tak terima dari penghuni kelas IX-B tapi mau gimana lagi yang
               namanya sekolah pasti ada tugas jadi nikmati saja.

               "Jan, kamu beneran Bu Henny ngasih tugas sebuanyak itu?" Tanya gadis itu masih sama tidak percaya.

               "Ya benar lah sha, ngapain coba aku bohong," Rinjani menghela nafas kasar, tangganya menarik kursi
               disebelah Asha  kebelakang, lalu mendaratkan bokongnya ke kursi kayu itu "Tapi Bu Henny sekalinya ga
               masuk ngasih tugas ga tanggung-tanggung banyak bangett" gerutu Rinjani sambil memijit pangkal
               hidungnya.

               Asha, ya itu nama gadis penikmat udara pagi

               "Soalnya sih sedikit tapi isinya Masya Allah banyak banget" lanjut Asha sambil menolak balikkan buku
               LKS nya, dari wajahnya nampak tak yakin tangganya sanggup menulis jawaban dari soal-soal ini

               "Nah bener bangettt bisa sengklek ni tangan".

               Dua jam berlalu kini waktunya istirahat tiba sedari tadi tak ada yang mengerjakan tugas dari Bu Henny,
               mereka semua sibuk dengan aktivitas mereka sendiri sendiri, ada yang meng-gibah ria, mabar game
               online, bahkan ada beberapa anak yang sedang asik berkelana di dunia mimpi'. Terkecuali Asha yang
               masih tetap mengerjakan tugas itu meskipun hanya soal yang menurutnya mudah saja.

               "Sha, kantin yuk aku udah laper nih, kerjain nanti aja kita ke kantin dulu" rengek Rinjani sambil
               menggoyang-goyangkan tangan Asha pasalnya teman satunya ini terlalu sregep kalau dalam bahasa
               Jawa.

               "Shaaaaaa ayooooo" Asha tetap tak menggubrisnya, ia tetap fokus ke bukunya


               "SHAAAAAAA LAPERRRRR" Teriak Rinjani, sumpah demi apapun teriakannya udah seperti toa di masjid
               atau musholla bahkan mungkin masih kalah dengan suara Rinjani,

               Asha menutup telinganya, "iya, iya Janiiiii ayo udah" akhirnya Asha pasrah daripada nanti Rinjani
               berteriak lagi biasanya suaranya akan bertambah tinggi jika dibiarkan, bisa-bisa runtuh sekolah ini, ia
               pun mengemasi alat tulisnya dengan cepat biar tidak ada yang hilang ia masukkan ke dalam tasnya.


               "Nah gitu dongg, cap cussss, cirenggggg I'm coming yuhuuuuu" Teriak girang Rinjani, sambil merangkul
               pundak temannya itu, wajah yang sedari tadi pagi kucel, lemah, letih, lesu, kini nampak berseri-seri.

               "Jangan teriak-teriak Janiiiiii, sakit telinga aku" peringat Asha, ia menghela nafas kasar bisa-bisa jika ia
               terus dekat dengan anak lutung satu ini telinganya yang jadi taruhannya,

               "Pfttt-- Sorry" Rinjani langsung mengoreksi tawanya, ia berjalan mendahului Asha, menurutnya Asha
               terlalu lambat.
   1   2   3   4   5   6   7